Kasus korupsi menjadi tantangan besar yang dihadapi banyak negara di dunia. Berdasarkan laporan dari Transparency International, terdapat sepuluh skandal korupsi terbesar yang mencatatkan sejarah kelam dalam perekonomian global dari tahun 1993 hingga 2019. Skandal ini melibatkan sejumlah tokoh politik dan pejabat pemerintah, memberikan dampak finansial yang signifikan dan memicu kemarahan publik.
Berikut adalah daftar sepuluh skandal korupsi terbesar di dunia:
-
Skandal Suap Siemens (Jerman)
Siemens AG, perusahaan teknologi asal Jerman, terlibat dalam praktik suap kepada pejabat pemerintah di berbagai negara dengan total mencapai US$ 1,4 miliar. Pengeluaran ini awalnya dianggap legal untuk mengurangi pajak, namun terungkap pada tahun 2006, mengakibatkan denda sebesar US$ 1,6 miliar. -
Penyalahgunaan Dana oleh Sani Abacha (Nigeria)
Mantan presiden Nigeria, Sani Abacha, diketahui telah menggelapkan dana negara hingga US$ 3-5 miliar selama masa jabatannya dari 1993 hingga 1998. -
Korupsi di Era Alberto Fujimori (Peru)
Alberto Fujimori, yang menjabat sebagai presiden Peru antara 1990-2000, terlibat dalam penggelapan dana publik senilai US$ 600 juta dan pelanggaran hak asasi manusia. -
Pajak Tidak Resmi di Chechnya oleh Ramzan Kadyrov (Rusia)
Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov, mewajibkan pekerja membayar pajak tidak resmi dengan total diperkirakan mencapai US$ 648-864 juta, yang sebagian besar diduga masuk ke kantong pribadinya. -
Monopoli Bisnis oleh Keluarga Ben Ali (Tunisia)
Selama memerintah dari 1987 hingga 2011, keluarga Ben Ali menguasai berbagai sektor industri dengan kekayaan mencapai US$ 13 miliar akibat kebijakan perdagangan yang ketat. -
Penyelewengan Dana oleh Viktor Yanukovych (Ukraina)
Viktor Yanukovych melarikan diri ke Rusia pada 2014 meninggalkan dokumen yang menunjukkan kehidupannya yang sangat mewah, dibiayai dengan uang negara hingga US$ 40 miliar. -
Skandal Ricardo Martinelli (Panama)
Mantan Presiden Panama, Ricardo Martinelli, didakwa melakukan penyelewengan dana dan penyalahgunaan wewenang selama masa jabatannya dari 2009 hingga 2014 dengan menggelapkan dana proyek sosial. -
Kasus 1Malaysia Development Berhad (1MDB Malaysia)
Pada tahun 2009, dana investasi strategis 1MDB yang dikelola Perdana Menteri Najib Razak mengalami penyalahgunaan, dengan kerugian mencapai lebih dari US$ 4 miliar. -
Pencucian Uang dalam Skema Russian Laundromat (Rusia)
Skema pencucian uang ini melibatkan dana antara US$ 20-80 miliar. Para pelaku menggunakan perusahaan di Inggris untuk membuat pinjaman fiktif yang dikelola warga Moldova. - Skandal Korupsi Gurtel (Spanyol)
Skema Gurtel melibatkan pemberian suap untuk kontrak pemerintah yang berlangsung selama satu dekade, dengan salah satu pelaku utama, Fransisco Correa, dijatuhi hukuman penjara selama 51 tahun.
Dalam sepuluh besar skandal korupsi ini, Indonesia tidak termasuk. Namun, perlu dicatat bahwa Indonesia memiliki Indeks Persepsi Korupsi (IPK) yang menempatkannya di urutan 99 dari 180 negara dengan skor 37. Meskipun tidak berada di antara skandal korupsi terbesar, Indonesia tetap menghadapi sejumlah kasus besar yang mencengangkan, seperti skandal tata niaga timah yang mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp 300 triliun akibat praktik ilegal yang merusak lingkungan.
Selain itu, kasus korupsi dalam pengelolaan minyak mentah oleh Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga juga berpotensi merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun dari praktik pengoplosan bahan bakar. Hal ini menunjukkan bahwa meski tidak termasuk dalam skala global, korupsi di Indonesia masih menjadi isu serius yang memerlukan perhatian dan penanganan yang lebih intensif.
Dengan adanya informasi tentang skandal korupsi terbesar di dunia dan kondisi korupsi di Indonesia, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan publik, serta perlunya partisipasi aktif dalam upaya pemberantasan korupsi di negara kita.