Dunia

110 Warga Palestina Tak Lama Lagi Bebas, Israel Umumkan Rencana

KANTOR Media Tawanan Palestina, yang memiliki afiliasi dengan Hamas, mengungkapkan bahwa Israel akan membebaskan 110 tahanan Palestina pada hari Kamis mendatang. Pengumuman ini datang setelah serangkaian negosiasi dan kesepakatan pertukaran tahanan yang kompleks.

Dalam daftar 110 tahanan yang akan dibebaskan, terdapat 32 orang yang saat ini menjalani hukuman seumur hidup. Selain itu, terdapat juga 48 tahanan lainnya dengan masa hukuman panjang serta 30 anak di bawah umur. Pembebasan ini adalah bagian dari kesepakatan yang lebih luas yang mencakup pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.

Detail Pembebasan Tahanan:

  1. Dari 32 tahanan seumur hidup, 17 di antaranya akan dideportasi ke luar wilayah Palestina.
  2. Tiga tahanan lainnya yang juga menjalani masa hukuman panjang akan mengikuti langkah yang sama.
  3. Pembebasan ini diperkuat oleh pernyataan dari juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, yang mengonfirmasi bahwa tiga warga Israel, Arbel Yehud, Agam Berger, dan Gadi Moshe Mozes, juga akan dibebaskan.

Kantor pemimpin Otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, pada Rabu malam mengonfirmasi penerimaan daftar nama tahanan yang akan dibebaskan. Laporan dari Radio Militer Israel menyebutkan bahwa selain 110 warga Palestina, terdapat lima warga negara Thailand dan tiga warga Israel lainnya, termasuk Yehud, yang dijadwalkan untuk dibebaskan pada hari yang sama.

Keputusan untuk membebaskan tahanan Palestina ini terjadi di tengah konfrontasi tegang yang telah berlangsung di Gaza. Sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023, lebih dari 47.400 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah kehilangan nyawa akibat serangan Israel. Krisis kemanusiaan yang dihasilkan dari situasi ini semakin memburuk, dengan lebih dari 111.000 orang mengalami luka-luka.

Latar Belakang Kesepakatan:

Kesepakatan pertukaran tahanan ini merupakan bagian dari gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari 2023. Pada tahap pertama dari gencatan senjata ini, diharapkan sebanyak 33 tawanan Israel akan dibebaskan dalam imbalan untuk sekitar 1.700 hingga 2.000 tahanan Palestina. Hingga saat ini, tujuh tawanan Israel, termasuk empat tentara, telah dibebaskan dalam kerangka kesepakatan ini.

Namun, meski ada upaya untuk memulangkan tahanan, Israel mengindikasikan bahwa penundaan pemulangan warga Palestina yang mengungsi ke wilayah utara Gaza juga terkait dengan kasus Yehud. Penundaan ini menambah ketegangan di antara kedua belah pihak, yang terus berjuang untuk mencapai kesepakatan yang lebih komprehensif mengenai pemulangan tahanan dan gencatan senjata.

Krisis Kemanusiaan:

Serangan Israel di Gaza terus memicu ketegangan internasional dan menjadi fokus perhatian dunia. Ribuan orang, termasuk lansia dan anak-anak, menjadi korban dalam konflik yang dianggap sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk. Di tengah semakin memburuknya situasi ini, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) baru-baru ini mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant, dikaitkan dengan tuduhan kejahatan perang.

Dalam konteks yang lebih luas, Israel juga menghadapi gugatan genosida yang diajukan di Mahkamah Internasional (ICJ). Semua ini menunjukkan bahwa situasi di Gaza tidak hanya mempengaruhi rakyat yang terlibat, tetapi juga menjadi sorotan komunitas global yang terus mendesak adanya penyelesaian yang adil dan manusiawi.

Dengan langkah pembebasan tahanan ini, diharapkan akan muncul titik terang bagi kedua belah pihak dalam upaya mencapai perdamaian yang lebih langgeng di wilayah yang sarat sejarah dan konflik ini.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button