23andMe Bangkrut: Data DNA Jutaan Orang Berisiko Dijual!

Perusahaan tes genetik 23andMe baru saja mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat, yang mengakibatkan kekhawatiran mengenai keamanan data DNA lebih dari 15 juta pelanggan yang telah menggunakan layanan mereka. Dengan situasi ini, ada kemungkinan bahwa data genetik yang telah diambil dari jutaan orang bisa saja dijual dalam proses likuidasi perusahaan.

Menurut laporan dari The Telegraph, 23andMe, yang pernah memiliki valuasi mencapai USD6 miliar pada tahun 2021, mengalami penurunan drastis dalam nilai perusahaan hingga hanya tersisa USD48 juta pada tahun ini. Hal ini dipicu oleh turunnya minat masyarakat terhadap pengujian DNA, di mana layanan ini awalnya menjanjikan informasi mengenai asal usul nenek moyang dan risiko kesehatan genetik. Pendapatan perusahaan terpuruk, dengan kerugian mencapai USD667 juta pada tahun 2024 dan hanya memiliki sisa kas sebesar USD127 juta pada akhir tahun lalu.

Kebangkrutan ini menambah kekhawatiran akan privasi data pengguna, terutama mengingat sifat sensitif dari data genetik. Dalam pernyataannya, 23andMe berupaya meyakinkan pemegang data bahwa “tidak ada perubahan pada cara perusahaan menyimpan, mengelola, atau melindungi data pelanggan.” Namun, para pelanggan tetap cemas mengenai potensi penjualan informasi genetik mereka kepada pihak ketiga bila perusahaan diakuisisi.

Chairman 23andMe, Mark Jensen, menjamin bahwa setiap transaksi akuisisi potensi akan memperhatikan aspek privasi dan kepatuhan hukum yang relevan “Pembeli perusahaan akan diminta untuk mematuhi hukum yang berlaku sehubungan dengan penanganan data pelanggan,” ujarnya. Walau demikian, banyak ahli menyatakan bahwa sulit untuk menjamin perlindungan data pribadi dalam skenario seperti ini.

Dalam konteks yang lebih luas, kebangkrutan 23andMe mencerminkan tantangan yang lebih besar di industri teknologi kesehatan dan data, di mana perubahan preferensi konsumen dapat dengan cepat memengaruhi stabilitas keuangan suatu perusahaan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan perusahaan-perusahaan lain yang bergerak di industri serupa, serta pentingnya pengelolaan data yang memprioritaskan privasi pelanggan.

Keputusan untuk menjual 23andMe bisa berdampak jauh melampaui situasi finansial perusahaan. Jutaan orang yang mengandalkan perusahaan ini untuk mendapatkan informasi genetik kini melihat masa depan privasi mereka menjadi buram. Para pelanggan berharap agar perusahaan baru yang mungkin mengambil alih 23andMe nantinya akan menjaga standar yang tinggi terkait dengan perlindungan data pribadi.

Diperlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap pengelolaan data pribadi di sektor ini, terutama berkaitan dengan informasi yang sangat sensitif seperti data DNA. Ini bukan hanya masalah 23andMe, tetapi juga masalah bagi semua perusahaan yang menangani data genetik, dan memerlukan perhatian semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, regulator, dan masyarakat.

Di tengah gejolak ini, konsumen disarankan untuk lebih berhati-hati dan memahami risiko yang terlibat saat berbagi data sensitif, termasuk data genetik. Situasi ini menjadi pengingat bahwa meskipun teknologi dapat memberikan wawasan ilmiah yang bermanfaat, perlindungan data harus tetap menjadi prioritas utama.

Berita Terkait

Back to top button