![30% Remaja Putri Cirebon Alami Anemia, Kenali Pemicunya!](https://podme.id/wp-content/uploads/2025/02/30-Remaja-Putri-Cirebon-Alami-Anemia-Kenali-Pemicunya.jpg)
Sebanyak 30 persen dari sekitar 98.000 remaja putri di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengalami anemia, sebuah kondisi kesehatan yang kini menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan setempat. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, dr. Neneng Hasanah, mengungkapkan bahwa penyebab utama tingginya angka anemia di kalangan remaja putri adalah pola makan yang tidak sehat.
Dalam pernyataannya, dr. Neneng menjelaskan bahwa banyak remaja putri saat ini cenderung mengabaikan kandungan gizi dalam pola makan mereka, lebih memilih makanan cepat saji atau junk food. Makanan jenis ini umumnya rendah akan zat besi dan tidak memenuhi kebutuhan gizi seimbang yang diperlukan untuk mencegah anemia. “Saat ini, remaja putri cenderung lebih suka makanan cepat saji seperti gorengan, mi instan, dan minuman manis. Padahal, makanan-makanan tersebut rendah zat besi, yang sangat penting untuk mencegah anemia,” ungkap dr. Neneng pada Kamis, 13 Februari 2025.
Anemia sendiri terjadi akibat kekurangan sel darah merah yang cukup untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Zat besi berperan krusial dalam produksi hemoglobin, sehingga kekurangan zat besi dapat meningkatkan risiko anemia. Dampak dari kondisi ini sangat luas, tidak hanya menyebabkan kelelahan dan penurunan produktivitas, tetapi juga dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang lebih serius. Menurut dr. Neneng, “Remaja putri yang mengalami anemia berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan di kemudian hari. Misalnya, saat mereka hamil nanti, anemia bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, bahkan bayi yang dilahirkan bisa mengalami stunting.”
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa selain anemia, kasus penyakit lain seperti diabetes, obesitas, kanker, dan stroke juga semakin meningkat di kalangan masyarakat. Pola makan yang buruk menjadi faktor utama yang memperburuk kondisi ini. “Banyak remaja tidak menyadari kebiasaan makan mereka saat ini akan berdampak pada kesehatan jangka panjang. Selain anemia, mereka juga lebih rentan terhadap penyakit seperti obesitas dan diabetes, yang kini banyak ditemukan pada usia muda,” pungkas dr. Neneng.
Untuk mengatasi tingginya angka anemia di Kabupaten Cirebon, Dinas Kesehatan berupaya mendorong remaja untuk mengadopsi pola makan sehat. Langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan protein. Dinas Kesehatan saat ini tengah melakukan sosialisasi mengenai pentingnya gizi seimbang di sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesadaran remaja tentang pola makan yang sehat.
Peran orang tua juga diakui sangat penting dalam membentuk kebiasaan makan sehat bagi anak-anak mereka. Dr. Neneng mengimbau agar orang tua lebih aktif dalam mengawasi pola makan anak, termasuk membatasi konsumsi makanan cepat saji. “Orang tua harus menjadi contoh dalam pola makan sehat. Jika di rumah tersedia makanan bergizi, anak-anak akan terbiasa makan dengan pola yang lebih baik,” katanya.
Sekolah juga diharapkan dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat. Misalnya, dengan menyediakan kantin sehat yang menawarkan makanan bergizi dan membatasi penjualan makanan yang mengandung kadar gula dan lemak tinggi. Dengan langkah sinergis antara keluarga, sekolah, dan dinas kesehatan, diharapkan angka anemia di kalangan remaja putri di Kabupaten Cirebon bisa ditekan dan kesehatan generasi mendatang dapat terjaga.
Tindakan yang terintegrasi dan kesadaran mengenai pentingnya gizi seimbang akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan kesehatan ini. Anemia harus menjadi perhatian bersama, dengan upaya kolektif dari seluruh elemen masyarakat untuk menjamin kesehatan dan masa depan yang lebih cerah bagi remaja putri di daerah ini.