Lembaga Survei KedaiKOPI (LSK) baru-baru ini merilis hasil survei yang memberikan gambaran menarik mengenai rencana mudik masyarakat menjelang Lebaran 2025. Dalam survei yang diumumkan secara daring pada Kamis (20/3/2025), Direktur Riset dan Komunikasi KedaiKOPI, Ibnu Dwi Cahyo, menyampaikan bahwa sekitar 37,2% pemudik dari Jakarta diprediksi akan kembali ke ibu kota seminggu setelah perayaan Lebaran.
Lebaran, yang dikenal sebagai momen penting bagi banyak orang untuk berkumpul dengan keluarga, akan memicu arus mudik yang signifikan. Menurut survei, arus balik diperkirakan terjadi secara masif mulai H+7 Lebaran 2025. Bagi masyarakat Jakarta, angka prediksi pemudik yang kembali seminggu setelah Lebaran mencapai 37,2%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang hanya 33,2%. Hal ini menunjukkan bahwa Jakarta, sebagai salah satu pusat aktivitas di Indonesia, memiliki dinamika mudik yang cukup tinggi.
Ibnu mencatat bahwa moda transportasi yang digunakannya bervariasi. Sebanyak 30,4% pemudik di Jabodetabek memilih menggunakan transportasi pribadi, sementara 34,9% menggunakan transportasi umum, dan 29,5% menggunakan transportasi sewaan. Pemesanan dan penggunaan transportasi ini menunjukkan bahwa pengguna memiliki kesadaran yang tinggi dalam merencanakan perjalanan mereka, mengingat libur yang cukup panjang.
Dalam survei tersebut, KedaiKOPI juga menanyakan tentang niat masyarakat untuk melakukan mudik. Hasilnya, sebanyak 85% responden menyatakan akan mudik, sementara 15% lainnya menyatakan tidak. Angka ini menunjukkan bahwa mudik masih menjadi tradisi yang kuat di kalangan masyarakat, dengan 74,3% responden menyatakan bahwa mereka melakukan mudik setiap tahun.
Dari segi asal daerah, studi menunjukkan bahwa 39,2% responden yang mudik berasal dari wilayah Jabodetabek, diikuti oleh kota-kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya, Sidoarjo, dan Yogyakarta. Sedangkan untuk tujuan mudik, Yogyakarta menjadi destinasi favorit dengan 7,2% pemudik memilih kota tersebut, diikuti oleh Surakarta dengan 6,9% dan Bandung dengan 4,7%.
Waktu mudik juga menjadi perhatian penting dalam survei ini. Secara nasional, lebih dari 24,4% responden memilih untuk mudik pada H-7. Angka ini bahkan lebih tinggi di Jabodetabek, mencapai 26,1%. Sementara itu, untuk H-6 dan H-5, persentase pemudik yang memilih waktu tersebut juga cukup signifikan, yaitu masing-masing 3,4% dan 8,8% secara nasional, dan 4,5% serta 11,7% di Jabodetabek.
Dari data-data yang dikumpulkan, terlihat bahwa mudik bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Dengan meningkatnya mobilitas dan kesadaran perencanaan perjalanan, masyarakat tampaknya telah jauh lebih siap dalam menghadapi arus mudik yang selalu tinggi menjelang Lebaran.
Prediksi ini memberikan gambaran yang menarik bagi pemerintah dan penyedia layanan transportasi, karena mereka harus merencanakan untuk mengatasi lonjakan penumpang yang besar di periode tersebut. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak untuk mempersiapkan diri agar perjalanan mudik berlangsung lancar dan aman demi menjaga keselamatan dan kenyamanan masyarakat yang merayakan Lebaran.