4 Negara Tanpa Pesawat Tempur, Tergabung dalam NATO!

Empat negara di dunia tidak memiliki pesawat tempur, dan menariknya, salah satu dari negara tersebut merupakan anggota NATO. Data tersebut terungkap dari situs Global Fire Power yang menilai kekuatan militer di seluruh dunia. Menjalani keadaan tanpa armada pesawat tempur sering kali disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan strategi pertahanan, di mana investasi besar dalam pesawat tempur dianggap tidak sebanding dengan kebutuhan pertahanan negara.

Islandia, negara kecil di Eropa Utara, adalah salah satu negara tanpa pesawat tempur. Dengan peringkat ke-135 dari 145 negara dalam hal kekuatan militer, Islandia tidak memiliki tank, kapal perang, atau pasukan bersenjata berat. Meskipun begitu, negara ini didukung oleh kehadiran militer NATO dan memiliki perjanjian pertahanan dengan Amerika Serikat. Hal ini menjadikan Islandia sebagai negara yang relatif aman meskipun memiliki anggaran militer yang minim.

Negara kedua yang tercatat tidak memiliki pesawat tempur adalah Liberia. Terletak di pesisir Afrika Barat, Liberia menempati posisi ke-138 dalam daftar Global Fire Power. Meskipun memiliki sekitar 1.500 personil militer, negara ini tidak lagi disertai dengan persenjataan canggih seperti tank, drone, atau artillery. Runtuhnya pemerintahan selama konflik bersenjata pada akhir abad ke-20 berkontribusi pada kondisi militer yang sangat terbatas saat ini.

Kosovo, yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada tahun 2008, juga termasuk dalam daftar negara tanpa pesawat tempur. Kosovo menempati urutan ke-141 dari 145 negara di Global Fire Power. Negara ini memiliki sekitar 10.000 personel militer dan sejumlah kendaraan lapis baja meskipun tidak memiliki jet tempur. Menghadapi tantangan keamanan di kawasan Balkan, Kosovo dapat mengandalkan kerjasama internasional untuk pertahanan.

Negara terakhir dalam daftar ini adalah Somalia. Posisi Somalia dalam Global Fire Power adalah ke-142, menjadikannya satu dari negara terlemah dalam hal kekuatan militer. Walaupun Somalia tidak memiliki pesawat tempur, tank, artileri, atau kapal perang, mereka masih memiliki sekitar 15.000 personil militer. Ketidakstabilan politik, konflik bersenjata, dan krisis kemanusiaan telah menghambat setiap usaha untuk membangun kekuatan militer yang mumpuni.

Secara keseluruhan, ketidakmampuan negara-negara ini untuk memiliki pesawat tempur sering kali diakibatkan oleh berbagai faktor yang kompleks. Beberapa negara kecil memilih untuk tidak menginvestasikan dana yang besar dalam armada pesawat tempur, melainkan lebih fokus pada sistem pertahanan alternatif seperti pertahanan udara berbasis rudal atau aliansi pertahanan dengan negara lain. Dalam konteks ini, Islandia menjadi contoh menarik di mana kendati terintegrasi dalam NATO, negara ini lebih memilih untuk mengandalkan dukungan aliansi daripada membangun kekuatan militer yang besar.

Pengetahuan tentang kondisi militer negara-negara ini mencerminkan tidak hanya tantangan yang mereka hadapi, tetapi juga berbagai pendekatan dalam menghadapi keamanan nasional. Dalam dunia yang terus berubah, setiap negara harus mempertimbangkan dengan seksama bagaimana mereka mengelola sumber daya mereka untuk pertahanan dan stabilitas.

Berita Terkait

Back to top button