Kesehatan

4,6 Juta Perokok Bisa Terselamatkan, Laporan Internasional Ungkap!

Laporan terbaru yang dirilis pada November 2024, berjudul "Lives Saved Report", menyebutkan bahwa sebanyak 4,6 juta jiwa dapat terselamatkan melalui penerapan pendekatan Tobacco Harm Reduction (THR). Dalam acara Podme Forum 2025, Assoc. Prof. Ronny Lesmana menjelaskan bahwa THR adalah metode inovatif guna mengurangi risiko dari rokok yang kian meluas di masyarakat. Mengingat setiap tahunnya di Indonesia tercatat sekitar 300.000 kematian akibat rokok, penerapan THR bisa menjadi alternatif yang sangat penting di masa depan.

Ronny merinci bahwa laporan ini disusun untuk menyoroti efektivitas pendekatan THR yang telah terbukti berhasil di berbagai belahan dunia. "Kita perlu menemukan alternatif lain yang bisa mengurangi risiko merokok tersebut. Jumlah nyawa yang akan terselamatkan dengan pendekatan THR pada tahun 2060 bisa mencapai 4,6 juta," ujarnya, menekankan bahwa langkah ini tidak hanya relevan untuk Indonesia, yang menempati posisi kedua tertinggi jumlah perokok, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang sehat tanpa asap rokok.

Pentingnya pendekatan THR sebagai solusi untuk mengurangi risiko merokok semakin ditegaskan dengan pernyataan Ronny yang menyatakan bahwa itu merupakan sebuah opsi bagi para perokok yang berusaha untuk berhenti. "Saya bukan mendukung rokok, tetapi bagi saya penting untuk memberikan opsi lain bagi mereka yang ingin keluar dari kebiasaan ini," tuturnya. Dengan kemajuan teknologi yang seharusnya dimanfaatkan, Ronny percaya pendekatan ini dapat memberikan alternatif yang lebih aman untuk masyarakat.

Di sisi lain, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Prof. Dr. Wahyu Widowati, menjelaskan bahwa strategi pengurangan rokok harus melibatkan kerjasama berbagai pihak. Menurutnya, keberhasilan THR sangat tergantung pada langkah-langkah kolaboratif dan edukasi yang tepat kepada publik agar mereka dapat memahami risiko yang dihadapi. "Kami mengapresiasi adanya penelitian seperti ini, karena tingkat risiko penyakit akibat rokok sangat memprihatinkan," ungkap Wahyu.

Untuk mencapai tujuan akhir berupa pengurangan angka perokok, penting bagi pemerintah untuk berinvestasi dalam penelitian. Ronny menambahkan, "Kita perlu melibatkan peneliti lokal dan nasional untuk menyusun regulasi berbasis data yang akurat." Penyusunan kebijakan yang didasarkan pada temuan penelitian mampu mengarahkan langkah yang lebih efisien dalam meminimalkan dampak buruk dari konsumsi tembakau.

Berikut adalah beberapa poin penting dari laporan tersebut mengenai pendekatan Tobacco Harm Reduction:

  1. Efektivitas Menerapkan THR: Metode ini telah terbukti efektif di dunia internasional dalam mengurangi risiko kesehatan yang diakibatkan oleh rokok.

  2. Proyeksi Nyawa yang Terselamatkan: Dengan THR, dapat diselamatkan hingga 4,6 juta jiwa hingga tahun 2060.

  3. Kerjasama Multidisipliner: Keberhasilan dalam mengurangi jumlah perokok memerlukan kolaborasi antara peneliti, pemangku kebijakan, dan masyarakat.

  4. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Mengedukasi masyarakat tentang risiko dan alternatif yang lebih aman sangat penting agar tercipta lingkungan yang lebih sehat.

  5. Investasi dalam Penelitian: Pemerintah perlu mendukung penelitian lebih lanjut untuk menciptakan regulasi yang efisien dan berbasis bukti.

Dari penjelasan yang disampaikan dalam acara tersebut, terlihat jelas bahwa pendekatan Tobacco Harm Reduction menawarkan harapan baru dalam upaya mengurangi dampak negatif dari rokok di Indonesia. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak dalam implementasi metode ini, masyarakat diharapkan dapat bertransition dari perilaku merokok ke opsi yang lebih sehat dan aman.

Dina Anggraini

Dina Anggraini adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button