Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi di Malaysia pada 23 Januari 2025, ketika tim nasional sepak bola mereka meluncurkan jersey baru yang justru memicu kemarahan publik. Pelepasan desain kostum terbaru timnas Malaysia, yang dijahit oleh apparel Puma, tidak diterima dengan baik oleh masyarakat. Desain jersey home yang didominasi warna kuning dan jersey away berwarna hitam dianggap terlalu sederhana dan tidak menarik. Banyak netizen di sosial media meluapkan kekecewaan mereka, ada yang menyebutkan bahwa seragam olahraga sekolah mereka lebih keren dibandingkan jersey timnas tersebut.
Ketidakpuasan ini menjadi berita utama dan menggema di berbagai platform media sosial, dengan banyak pengguna yang menghujat keputusan ini. “Seragam olahraga sekolah saya masih keren,” komentar salah satu pengguna di Instagram Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menunjukkan bagaimana desain tersebut berhasil memicu perbandingan yang merugikan bagi timnas. Hal ini mencerminkan harapan tinggi yang dimiliki penggemar terhadap penampilan tim, terutama menjelang ajang kompetisi yang akan datang.
Sementara itu, berita lain yang juga mencuri perhatian publik adalah keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid yang mencabut Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) di kawasan pesisir Tangerang. Pencabutan ini dilakukan setelah tim kementerian melakukan peninjauan dan menemukan cacat prosedur dalam penerbitan sertifikat terkait pagar laut yang membentang sepanjang 30 km. Keputusan ini dinilai penting untuk menjaga keaslian dan integritas tata ruang di kawasan pesisir.
Berita populer lainnya mencakup rilis jersey baru Timnas Indonesia yang terinspirasi dari tema ‘Indonesia Pusaka’. Jersey tersebut diluncurkan dengan sentuhan desain yang beda, mencakup perubahan di bagian kerah dan adanya garis yang membentang dari lengan ke dada. Ini memperlihatkan upaya dari apparel Erspo sebagai sponsor resmi tim untuk memberikan identitas baru bagi Tim Garuda.
Di sisi lain, kriminalitas juga menjadi sorotan, ketika polisi berhasil menangkap bandar narkoba, Ebi Bin Mustofa, di Lahat, Sumatera Selatan. Ebi yang mencoba melarikan diri dengan menyerang petugas menggunakan pisau, berakhir menewaskan satu anggota kepolisian dan melukai dua yang lainnya. Tindakannya memicu reaksi cepat dari aparat penegak hukum yang terlihat komitmen dalam memberantas narkoba.
Terakhir, Ketua Komisi IV DPR, Titiek Soeharto, menyuarakan desakan agar pemilik pagar laut di Tangerang mengganti biaya yang digunakan pemerintah untuk pembongkaran. Pembongkaran tersebut melibatkan berbagai pihak, termasuk prajurit TNI AL dan masyarakat setempat, sebuah contoh sinergi antara pemerintah dan warga dalam menyelesaikan masalah yang kompleks terkait pemanfaatan ruang pesisir.
Dengan kelima berita ini, terlihat bahwa kapasitas publik dalam mengekspresikan pendapat mereka semakin meningkat, baik dalam hal olahraga maupun isu tanah dan pertanahan. Respon cepat dari pemerintah dan instansi terkait terhadap keluhan masyarakat juga menunjukkan adanya pengawasan yang ketat dan keterlibatan aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul di masyarakat. Perkembangan ini tentunya sangat menarik untuk diikuti, terutama dalam konteks bagaimana perubahan kebijakan dan desain produk dapat memengaruhi pandangan publik. Masyarakat kini tidak ragu untuk menyuarakan pendapat mereka, baik tentang jersey olahraga yang mereka banggakan maupun kebijakan pemerintah yang menurut mereka kurang memadai.
