5 Fakta Menarik Timnas Indonesia vs Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia akan menghadapi laga krusial melawan Bahrain dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Selasa, 25 Maret 2025, dan menjadi penentu bagi tim asuhan Patrick Kluivert untuk melanjutkan langkah mereka ke fase berikutnya. Berikut adalah lima fakta menarik yang perlu diperhatikan jelang pertandingan tersebut.

Fakta pertama yang patut dicatat adalah memori buruk Timnas Indonesia saat menghadapi Bahrain di masa lalu. Dalam Kualifikasi Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Manama pada 29 Februari 2012, Indonesia harus menerima kekalahan telak 0-10. Hasil ini menjadi catatan kelam dalam sejarah sepak bola Indonesia dan saat ini menjadikan laga di SUGBK sebagai kesempatan untuk menebus kenangan pahit tersebut.

Dari sisi skuad, berita baik bagi penggemar Timnas Indonesia adalah kembalinya dua pemain keturunan, Justin Hubner dan Ragnar Oratmangoen. Keduanya sebelumnya absen dalam laga melawan Australia, namun kini siap memperkuat tim. Kehadiran Hubner di lini belakang diharapkan dapat memberikan soliditas pertahanan, sementara Ragnar, yang merupakan pencetak gol dalam pertemuan sebelumnya saat melawan Bahrain, berpeluang tampil sebagai penentu di lini serang. Penambahan kekuatan ini tentunya menjadi modal penting bagi Indonesia untuk menghadapi Bahrain.

Di sisi lain, catatan performa Bahrain saat bertanding di Indonesia juga cukup mengkhawatirkan. Dalam tiga kunjungan terakhir ke Tanah Air, Bahrain berhasil meraih satu kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan. Kemenangan terakhir Bahrain di Indonesia terjadi pada Kualifikasi Piala Dunia 2014 pada 6 September 2011. Rekor ini seharusnya menjadi pengingat bagi Timnas Indonesia agar tidak meremehkan kekuatan lawan, meski pertandingan berlangsung di kandang sendiri.

Selanjutnya, produktivitas gol Timnas Indonesia di laga kandang menjadi sorotan. Sepanjang perjalanan Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia hanya mampu mencetak empat gol dalam laga di SUGBK. Dua gol dihasilkan saat mengalahkan Filipina 2-0, dan dua gol lainnya saat menjamu Arab Saudi dengan skor serupa. Dengan rata-rata gol 0,88 per laga, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Bahrain yang memiliki rata-rata 1,17 gol dalam laga tandang. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan performa lini serang Indonesia agar lebih tajam dan efektif dalam menciptakan peluang.

Fakta terakhir yang tak kalah menarik adalah rekor head-to-head antara kedua tim. Dari delapan kali pertemuan, Bahrain unggul dengan tiga kemenangan, tiga hasil imbang, dan hanya dua kekalahan. Meski garis besar statistik menunjukkan Bahrain lebih berpengalaman, Timnas Indonesia memiliki memorabilitas saat berhasil memenangkan laga Piala Asia 2007 di SUGBK dengan skor 2-0. Kemenangan tersebut bisa menjadi sumber motivasi bagi tim untuk menuliskan kembali cerita manis di hadapan para suporter.

Dengan kenyataan sejarah yang menguji kemampuan Timnas Indonesia melawan Bahrain, laga ini menjanjikan tensi yang tinggi. Meskipun tim lawan memiliki catatan yang lebih baik, faktor dukungan dari suporter di SUGBK bisa memberikan dorongan ekstra yang diperlukan oleh Garuda. Peluang Indonesia untuk membalas kekalahan besar di masa lalu dan merebut tiket ke babak selanjutnya menjadi momen yang sangat dinantikan oleh pecinta sepak bola.

Akankah Timnas Indonesia mampu mengubah nasib dan membuktikan bahwa mereka telah berkembang sejak kekalahan telak itu? Semua akan terjawab dalam duel seru di lapangan hijau pada malam pertandingan.

Exit mobile version