Dunia

6 Fakta Perang Dagang Jilid II Trump, Nomor 4 Dampak di RI!

Sejak ditandai oleh Presiden Donald Trump pada tahun 2018, perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah menjadi isu global yang berpengaruh tidak hanya kepada kedua negara tersebut, tetapi juga kepada negara-negara lain di sekitarnya. Pada awal tahun 2025, Trump kembali menguatkan kebijakan tersebut dengan memberlakukan tarif bea masuk baru terhadap produk-produk dari China, Meksiko, dan Kanada. Langkah ini menuai respons dari berbagai pihak dan membawa dampak yang signifikan.

Berikut ini enam fakta menarik tentang Perang Dagang Jilid II yang diumumkan oleh Trump.

  1. Alasan Pemberlakuan Tarif
    Trump menegaskan bahwa pemberlakuan tarif tersebut ditujukan untuk mengatasi masalah imigrasi ilegal dan perdagangan narkoba yang meningkat di perbatasan. Kebijakan ini sekaligus menjadi bagian dari janji kampanye Trump untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Amerika Serikat dengan memberlakukan tarif minimal 10% pada produk asing.

  2. Tanggapan dari Kanada dan Meksiko
    Setelah pengumuman tarif baru, Kanada secara cepat merespons dengan mengumumkan tarif 25% pada produk-produk asal AS senilai 155 miliar dolar Kanada. Di sisi lain, Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, juga mengisyaratkan akan mengenakan tarif balasan berkisar antara 5% hingga 20% pada produk-produk AS, tetapi berkomitmen untuk mengikuti perkembangan situasi dengan pendekatan yang hati-hati.

  3. Dampak terhadap Ekonomi Kanada dan Meksiko
    Perang dagang ini diperkirakan akan memberi dampak besar pada perekonomian kedua negara. Kanada diperkirakan akan menghadapi tekanan inflasi dan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 2,7% pada tahun ini. Sementara Meksiko, di mana AS menjadi pasar utama untuk ekspor, diprediksi akan mengalami inflasi yang meningkat hingga 6%, naik dari 4,2% pada bulan Desember 2024.

  4. Harga Emas Melonjak
    Salah satu dampak dari kebijakan ini adalah lonjakan harga emas. Kenaikan harga emas sekitar 4,28% dalam dua pekan terakhir disebabkan oleh penguatan dolar AS di pasar dunia, menunjukkan bahwa permintaan terhadap logam mulia ini tetap tinggi sebagai aset aman di tengah ketidakpastian ekonomi global.

  5. Dampak Ekonomi Terhadap Indonesia
    Ekonom menyebut dampak dari Perang Dagang jilid II ini juga signifikan bagi Indonesia. Gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu indikasi. Pada tanggal 3 Januari 2025, rupiah melemah 0,83% menjadi Rp16.430/USD, posisi terendah dalam tujuh bulan terakhir. Di samping itu, ekspor Indonesia ke AS yang meningkat 15,3% di era Trump memunculkan kekhawatiran terhadap daya saing produk lokal di pasar internasional, terutama jika ada kebijakan tarif yang berdampak pada barang-barang Indonesia.

  6. Penundaan Pengenaan Tarif
    Meski telah mengumumkan tarif baru, pada tanggal 3 Januari 2025, Trump memberi pernyataan untuk menunda pengenaan tarif terhadap Kanada dan Meksiko selama 30 hari. Namun, tarif terhadap China akan tetap diterapkan. Langkah ini diambil setelah Trump melakukan pembicaraan dengan pemimpin dari kedua negara tersebut, yang diharapkan dapat menurunkan ketegangan di perbatasan terkait masalah narkoba dan imigrasi.

Dalam konteks ini, Perang Dagang Jilid II yang dipimpin oleh Trump merespons isu-isu yang kompleks, dengan dampak yang terasa tidak hanya di AS, tetapi juga di negara-negara lain termasuk Indonesia. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian global yang sudah terpengaruh akibat berbagai kondisi yang tidak menentu.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button