Tim Pertahanan Sipil di Jalur Gaza baru-baru ini mengungkapkan penemuan mengejutkan atas 66 jenazah warga Palestina yang terkubur di bawah gundukan pasir. Temuan ini diungkap pada hari Kamis (6/2/2025), dan menjadi sorotan terkait dampak aksi militer Israel di wilayah tersebut. Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal, menjelaskan bahwa gundukan pasir itu merupakan hasil dari operasi buldoser yang dilakukan oleh militer Israel, yang berfungsi sebagai benteng di beberapa lokasi di Gaza Utara dan Kota Gaza.
Dari 66 jenazah yang ditemukan, 37 di antaranya terletak di kota utara Jabalia, sedangkan 29 jasad lainnya ditemukan di Kamp Pengungsi Shati yang terletak di Kota Gaza. Menurut Basal, banyak kuburan yang masih belum ditemukan karena warga Palestina terpaksa menguburkan jenazah mereka di tempat-tempat umum, seperti jalan-jalan, alun-alun, dan taman, sebagai akibat dari intensitas serangan darat Israel.
“Tim Pertahanan Sipil dan kru medis bekerja tanpa lelah untuk menemukan jenazah dari bawah reruntuhan dan gundukan pasir, meskipun sumber daya yang tersedia sangat terbatas,” ungkap Basal. Dia juga menyoroti kondisi buruk yang dihadapi oleh para pengungsi di Gaza. Dengan cuaca ekstrem yang menyebabkan banyak tenda pengungsi tertiup angin dan terendam oleh air hujan, Basal menyatakan bahwa Gaza memerlukan setidaknya 120.000 tenda untuk menampung warga yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan.
Lebih lanjut, Basal mengemukakan bahwa tenda-tenda yang masuk ke Gaza saat ini tidak memenuhi kebutuhan minimum, baik dalam jumlah maupun kualitas. “Kondisi ini sangat mendesak, dan kami membutuhkan tindakan internasional untuk membantu para pengungsi yang terus menderita akibat genosida yang sedang berlangsung,” tegasnya.
Sejak perang dimulai, Israel dilaporkan telah menghancurkan hampir 88% infrastruktur di Gaza, termasuk rumah dan fasilitas publik yang vital. Sebelum penemuan jenazah ini, perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari telah menghentikan konflik yang diklaim telah menewaskan hampir 47.600 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Penemuan ini juga menambah daftar panjang tragedi yang menimpa warga Palestina. Selain itu, pengadilan internasional semakin menyoroti tindakan Israel, dengan Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, terkait dengan dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Gaza.
Kondisi di Jalur Gaza semakin memperlihatkan betapa mendesaknya situasi kemanusiaan yang dihadapi warganya. Banjir yang terjadi akibat cuaca buruk dan semakin banyaknya pengungsi yang kehilangan tempat tinggal membuat situasi ini menjadi semakin parah. Basal menyatakan bahwa perhatian dunia internasional sangat diperlukan saat ini untuk membantu meringankan beban yang dialami oleh masyarakat yang terperosok dalam konflik tersebut.
Bagi banyak pengamat dan aktivis kemanusiaan, penemuan 66 jenazah ini tidak hanya merupakan fakta tragis, tetapi juga menggambarkan kedalaman krisis kemanusiaan yang terus berlanjut di Gaza. Saat dunia menyaksikan dengan penuh kekhawatiran, jelas bahwa upaya untuk mencari keadilan dan perhatian internasional masih sangat diperlukan dalam menghadapi situasi yang sangat menyedihkan ini.