Dunia

74 Negara Datang, Beirut Bersiap Sambut Lautan Manusia Pemakaman Akbar Hizbullah

Beirut bersiap menyambut lautan manusia untuk pemakaman akbar dua pemimpin Hizbullah, Sayyed Hasan Nasrallah dan Sayyed Hashem Safieddine, yang dijadwalkan pada 23 Februari mendatang. Sheikh Ali Daher, koordinator Komite Tinggi Pemakaman, menyatakan bahwa acara ini akan menjadi momen monumental, yang tidak hanya mengenang jasa dua tokoh tersebut namun juga memperkuat persatuan di kalangan pendukung Hizbullah.

“Dari data yang kami himpun, perwakilan dari 79 negara akan hadir dalam upacara ini,” kata Daher kepada wartawan. hadirnya wakil internasional menunjukkan betapa pentingnya momen ini bagi Hizbullah dan pendukungnya. “Slogan yang kami usung, ‘Kami akan menepati janji kami’, adalah simbol dari tekad kami untuk melanjutkan warisan yang telah ditinggalkan oleh Sayyed Nasrallah,” tambahnya.

Sayyed Hasan Nasrallah, yang dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang karismatik, telah memimpin Hizbullah selama lebih dari tiga dekade. Ia adalah tokoh utama dalam memperjuangkan kepentingan Lebanon dan telah menjadi figur sentral dalam perlawanan terhadap agresi Israel. Nasrallah dibunuh dalam serangan udara Israel di Beirut pada bulan September lalu, dan menyusulnya Sayyed Hashem Safieddine, sepupu dan pendamping dekat Nasrallah, juga tewas akibat serangan serupa pada bulan Oktober.

Pemakaman yang akan berlangsung di Stadion Olahraga Presiden Camille Chamoun di Beirut diperkirakan akan menarik ribuan pengunjung. Pihak penyelenggara mengantisipasi kerumunan besar, dengan sejumlah program yang telah disiapkan untuk menghormati kedua pemimpin tersebut. Sheikh Naim Qassem, Sekretaris Jenderal Hizbullah, dijadwalkan untuk menyampaikan pidato utama yang akan menggugah semangat peserta dan mempertegas komitmen Hizbullah terhadap visi perjuangan yang ditinggalkan oleh pemimpin mereka.

Hizbullah, yang telah lama dikenal sebagai gerakan perlawanan, dianggap sebagai kekuatan politik dan militer yang berpengaruh di Lebanon. Keberadaan kelompok ini sering kali menjadi sorotan global, terutama terkait dengan hubungan mereka dengan berbagai negara dan konteks geopolitik di Timur Tengah. Dengan banyaknya negara yang mengirimkan perwakilannya, pemakaman ini diharapkan bisa menjadikan momen refleksi bagi sikap dan strategi masa depan Hizbullah di pentas internasional.

Masa depan Hizbullah pascapemakaman ini akan menjadi perhatian banyak pihak, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Akankah kehadiran 79 negara ini mencerminkan dukungan internasional bagi Hizbullah atau malah sebaliknya? Pertanyaan tersebut akan segera terjawab setelah acara pemakaman berlangsung.

Kehadiran tamu-tamu penting dari berbagai negara juga mencerminkan strategi politik Hizbullah yang telah memainkan peran penting dalam dinamika politik Lebanon. Dalam beberapa tahun terakhir, Hizbullah telah terlibat dalam berbagai konflik dan krisis, dan sekarang acara pemakaman ini bukan hanya sekedar momen berkabung, tetapi juga bisa menjadi titik balik bagi perjuangan dan vitalitas kelompok tersebut di masa depan.

Dengan persiapan yang terus dilakukan, Beirut kini bersiap menjelma menjadi pusat perhatian dunia pada tanggal 23 Februari. Pemakaman ini tidak hanya akan meninggalkan jejak emosional bagi para pendukung Hizbullah tetapi juga akan menandai era baru dalam sejarah kelompok tersebut, yang mungkin akan dipenuhi tantangan tentu saja, tetapi juga harapan.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button