Agate International telah mengumumkan kontribusinya dalam penyelenggaraan Global Game Jam 2025 (GGJ 2025) yang berlangsung secara bersamaan di 11 kota di Indonesia pada 24 hingga 26 Januari 2025. Acara ini sukses menarik perhatian lebih dari 800 jammers, yaitu para peserta dengan beragam latar belakang, mulai dari pelajar hingga pengembang independen, untuk berkolaborasi dan menciptakan game dalam waktu yang terbatas.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menekankan pentingnya momen ini sebagai peluang bagi para developer untuk saling belajar dan bertukar ide demi kemajuan industri game di Indonesia. "Kegiatan ini tidak hanya membantu menciptakan talenta baru, tetapi juga mendorong pengembangan game lokal yang berkualitas dan bersaing di pasar global," ungkapnya. Global Game Jam 2025 bertujuan untuk membangun ekosistem kreatif serta memberikan wadah bagi pengembang game untuk menunjukkan kemampuan dan inovasi mereka.
Lokasi pelaksanaan GGJ 2025 di Indonesia terbagi di 11 kota, dengan daftar hasil yang menunjukkan partisipasi dan karya yang dihasilkan selama acara:
- Batam: 65 jammers, 19 game
- Yogyakarta: 60 jammers, 17 game
- Medan: 15 jammers, 4 game
- Surabaya: 98 jammers, 22 game
- Bandung: 156 jammers, 37 game
- Malang: 153 jammers, 26 game
- Tangerang: 43 jammers, 12 game
- Tasikmalaya: 60 jammers, 16 game
- Bogor: 55 jammers, 13 game
- Makassar: 30 jammers, 9 game
- Palembang: 70 jammers, 17 game
CEO Agate Academy, Restya Winda Astari, melihat energi dan kreativitas yang ditunjukkan selama GGJ 2025 sebagai indikator bahwa Indonesia memiliki potensi talent yang besar. "Di Agate Academy, kami berkomitmen untuk menciptakan ruang bagi para pengembang agar dapat berinovasi dan berkolaborasi," ujarnya.
Shafiq Husein, Presiden Asosiasi Game Indonesia, juga menekankan pentingnya ajang ini dalam mendorong industri game lokal. "Melalui Global Game Jam, terbukti bahwa pengembang lokal dapat menciptakan produk berkualitas yang mampu bersaing di level global," katanya. Dia berharap kegiatan ini dapat mendorong pengembang untuk berpikir kreatif dan menyelesaikan proyek secara cepat dan menarik.
Di Bandung, yang menjadi tuan rumah dengan partisipasi terbanyak, acara ini diselenggarakan di kantor Agate dan didukung oleh Komunitas Game Developer Bandung (GDB), Pemerintah Kota Bandung, serta Kementerian Ekonomi Kreatif. Pj. Walikota Bandung, A. Koswara, menyatakan bahwa kota ini memiliki potensi besar dalam industri game, terutama dengan dua acara besar yang diselenggarakan secara bersamaan, yaitu Bandung Global Game Jam dan Bandung Game Day.
Ketua Pelaksana GGJ Bandung, Mikhael Martin, menyampaikan antusiasme yang luar biasa di kota tersebut. Dengan 156 jammers dan 37 game yang dihasilkan, Bandung menunjukkan kemajuan pesat dalam ekosistem industri game. "Keberhasilan acara ini merupakan langkah positif untuk kolaborasi dalam pengembangan game di Indonesia," tambahnya.
Keberhasilan Global Game Jam 2025 tidak hanya menciptakan karya-karya baru, tetapi juga menetapkan tolok ukur baru bagi industri game nasional. Agate Academy berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem pengembangan game lokal dan memperkuat talenta muda yang berkecimpung di industri ini, sehingga Indonesia dapat terus bersaing di panggung internasional dalam pengembangan game.