Abidzar Siap Laporkan Penghina Umi Pipik ke Polisi: Ini Tindakan Saya!

Abidzar Al Ghifari, putra dari Umi Pipik, mengambil langkah tegas dengan melayangkan somasi kepada dua akun warganet yang ia anggap telah melakukan penghinaan terhadap ibunya. Tindakan ini dilakukan saat Abidzar merayakan ulang tahunnya, dan ia menegaskan bahwa ini adalah bentuk bakti pribadi kepada ibunya yang merupakan mantan istri mendiang Ustaz Jefry Al Buchori.

Dalam pernyataannya, Abidzar menyebutkan bahwa penghinaan yang ditujukan kepada Umi Pipik oleh dua akun di media sosial tersebut sudah melampaui batas. Dia merasa perlu untuk meminta pertanggungjawaban dari pemilik akun Instagram @yoginatasukma dan pemilik akun X @fransoissigit. Abidzar beranggapan tindakan tersebut merupakan langkah serius dan berencana melaporkan kasus ini ke pihak berwajib jika somasinya tidak direspons dalam waktu dekat.

“Saya ingin menunjukkan bahwa ini adalah bakti saya kepada ibu di hari ulang tahun saya. Ini adalah hadiah yang sangat berarti,” ungkap Abidzar. Ia menekankan niatnya untuk menjaga kehormatan dan nama baik ibunya, serta mengingatkan masyarakat agar lebih bijaksana dalam bersikap di media sosial.

Peristiwa ini berawal ketika warganet tersebut memberi komentar kasar dalam konteks sebuah video wawancara Abidzar, di mana ia membahas mengenai pendidikan. Komentar yang berisi hinaan tersebut dipicu oleh ketenaran Abidzar di dunia hiburan, yang selama ini kerap menjadi sorotan publik.

Abidzar juga menyampaikan bahwa meskipun ia terbuka terhadap kritik terkait kiprahnya sebagai seorang artis, ada batasan yang tidak boleh dilanggar. “Saya masih bisa menerima kritik, tetapi ketika itu berkaitan dengan penghinaan kepada ibu saya, saya tidak akan tinggal diam,” tegasnya. Ia menegaskan bahwa ini bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga sebagai peringatan bagi semua orang terutama pengguna media sosial.

Sementara itu, tim kuasa hukum yang mendampingi Abidzar menegaskan bahwa mereka telah mempertimbangkan dengan matang keputusan untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Menurut mereka, tindakan ini diperlukan agar ada efek jera bagi para pelaku penghinaan, sekaligus memberdayakan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam berkomentar di dunia maya.

Dengan langkah ini, Abidzar berharap agar penyelesaian hukum terhadap penghinaan yang dialami ibunya dapat memberikan pelajaran berharga bagi warganet dan meningkatkan kesadaran untuk menjaga etika berkomunikasi di media sosial. “Saya ingin ini menjadi media untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang bersangkutan untuk berbicara dan menyadari kesalahan,” ujarnya.

Kasus ini pun memicu diskusi yang lebih luas di kalangan masyarakat mengenai etika berkomentar di media sosial, terutama terkait dengan figur publik dan keluarganya. Banyak yang mendukung langkah Abidzar sebagai upaya untuk melindungi kehormatan keluarga, dan berharap tindakan serupa dapat mengurangi tindakan bullying dan penghinaan yang sering terjadi di dunia maya.

Seiring dengan perkembangan kasus ini, publik menantikan tindakan lanjutan dari Abidzar dan pihak kepolisian dalam menangani laporan tersebut. Apakah langkah Abidzar ini akan menjadi contoh bagi publik lainnya untuk melindungi orang-orang tersayang dari tindakan yang tidak pantas? Kita saksikan bersama bagaimana permasalahan ini akan berlanjut dan apa dampaknya terhadap perilaku pengguna media sosial di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button