Abu Erupsi Gunung Semeru Melonjak hingga 900 Meter, Waspada!

Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi signifikan pada Kamis, 3 April 2025, dengan ketinggian letusan mencapai 900 meter di atas puncak Mahameru. Informasi ini disampaikan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, pada pukul 07.09 WIB. Letusan tersebut tercatat setinggi 4.576 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu hasil erupsi teramati berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas yang cukup tebal dan bergerak ke arah timur serta tenggara. Erupsi ini juga terekam dalam seismograf, dengan amplitudo maksimum sebesar 22 mm dan durasi 144 detik. Data jam demi jam pada hari sebelumnya menunjukkan aktivitas vulkanik yang cukup tinggi, dengan 44 kali letusan yang terdeteksi pada tanggal 2 April 2025, dengan amplitudo berkisar antara 12 hingga 23 mm.

Berbagai jenis gempa teramati di Gunung Semeru. Selain gempa letusan, tercatat pula tiga kali gempa guguran dengan amplitudo antara 2 hingga 4 mm serta 14 kali gempa embusan dengan amplitudo 2 hingga 7 mm. Dalam periode tersebut, satu kali gempa harmonik juga terdeteksi, yang menunjukkan aktivitas magma di dalam gunung.

Sebagai langkah responsif terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa rekomendasi untuk masyarakat. Pertama, masyarakat dilarang beraktivitas di sektor tenggara, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, dalam radius delapan kilometer dari puncak. Ini adalah langkah pencegahan untuk menghindari dampak buruk dari awan panas serta aliran lahar yang mungkin terjadi.

Selanjutnya, masyarakat yang tinggal di luar jarak tersebut tetap diingatkan untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini penting karena terdapat potensi terlanda perluasan awan panas hingga jarak 13 kilometer dari puncak. Terlebih lagi, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena risiko lontaran batu pijar yang dapat membahayakan keselamatan.

Dilihat dari data aktivitas seismik yang teramati, Gunung Semeru menunjukkan siklus erupsi yang tidak bisa diabaikan. Masyarakat setempat disarankan untuk tetap waspada terhadap ancaman awan panas, aliran lava, dan lahar hujan, terutama di sepanjang aliran sungai lembah yang berhulu di puncak gunung. Beberapa sungai yang perlu mendapatkan perhatian khusus meliputi Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Berita terbaru ini menambah catatan aktivitas vulkanik di Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu negara dengan banyak gunung berapi aktif. Pemerintah dan lembaga terkait terus berupaya memberikan informasi yang akurat dan terkini kepada masyarakat agar mereka dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga keselamatan diri dan keluarga.

Masyarakat diimbau untuk mengikuti informasi resmi dari PVMBG dan instansi terkait lainnya untuk mendapatkan pembaruan terkini mengenai status Gunung Semeru dan potensi dampak yang ditimbulkan. Oleh karena itu, penting bagi warga yang tinggal di sekitarnya untuk tetap waspada dan mengikuti arahan pemerintah demi keselamatan bersama.

Berita Terkait

Back to top button