Sains

AI China DeepSeek: Respons Trump Jadi Peringatan untuk Industri AS

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini menyoroti inovasi yang datang dari China, khususnya kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh startup DeepSeek. Dalam pernyataan yang dilontarkannya di Florida pada Selasa (28/1/2025), Trump menegaskan bahwa keberhasilan DeepSeek harus dijadikan sebagai peringatan bagi industri teknologi AS. Menurutnya, jika industri China mampu memproduksi teknologi AI dengan biaya yang lebih rendah dan efisiensi yang lebih tinggi, maka perusahaan-perusahaan AS harus merespons dengan serius untuk menjaga posisi mereka di pasar global.

"Peluncuran DeepSeek, AI dari sebuah perusahaan China, seharusnya menjadi peringatan bagi industri kita bahwa kita perlu benar-benar fokus untuk bersaing dan menang," ujar Trump, sebagaimana dilaporkan Reuters. Ia mengungkapkan apresiasi terhadap inovasi tersebut yang dinilai lebih cepat dan lebih murah dibandingkan dengan solusi yang ada di AS.

Sebagai referensi, model DeepSeek-V3 dan R1 telah dikembangkan menggunakan chip H800 Nvidia dengan total biaya pengembangan di bawah US$6 juta. Keunggulan utama dari DeepSeek adalah biaya penggunaannya yang jauh lebih terjangkau, yakni 20 hingga 50 kali lebih murah dibandingkan dengan ChatGPT. Trump menggambarkan situasi ini sebagai peluang bagi industri AS untuk belajar dan beradaptasi.

Marc Andreessen, seorang kapitalis ventura dari Silicon Valley, juga memberikan komentar positif mengenai DeepSeek, menyebut peluncurannya sebagai "momen Sputnik AI". Istilah ini merujuk pada peluncuran satelit pertama oleh Uni Soviet yang menandai awal dari perlombaan luar angkasa. Andreessen menyebut bahwa "DeepSeek R1 menjadi salah satu terobosan AI paling mengesankan yang pernah saya lihat, ini seperti hadiah besar bagi dunia."

Di sisi lain, investor di seluruh dunia menunjukkan kekhawatiran yang cukup besar. Saham-saham teknologi tertekan karena pasar merespon dengan aksi jual yang agresif, terpicu oleh potensi ancaman yang ditimbulkan oleh kemunculan AI berbiaya rendah dari China. Daniel Morgan, manajer portofolio senior di Synovus Trust Company, mencatat bahwa reaksi pasar ini mungkin merupakan reaksi berlebihan. Ia menekankan bahwa DeepSeek dirancang terutama untuk perangkat mobile dan PC, yang berarti dampaknya terhadap penyedia chip pusat data seperti Nvidia, Advanced Micro Devices, dan Broadcom mungkin akan terbatas.

Kekhawatiran ini menciptakan perhatian yang lebih besar terhadap langkah strategis yang seharusnya diambil oleh perusahaan-perusahaan teknologi AS untuk tetap kompetitif di pasar AI. Beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan meliputi:

  1. Investasi dalam R&D: Perusahaan-perusahaan AS perlu meningkatkan investasi dalam riset dan pengembangan untuk menciptakan solusi yang lebih inovatif dan kompetitif.

  2. Kolaborasi dengan Universitas dan Institusi: Mendapatkan akses ke talenta dan penelitian mutakhir melalui kerjasama dengan universitas dan lembaga penelitian sangat penting.

  3. Adopsi Teknologi Baru: Mengintegrasikan teknologi AI terbaru dan efisien ke dalam operasional perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya.

  4. Diversifikasi Produk: Mengembangkan berbagai produk AI yang dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas merupakan langkah strategis yang penting.

  5. Mempelajari Tren Pasar: Menganalisis tren pasar dan perilaku konsumen untuk beradaptasi dengan kebutuhan yang berubah sangat penting dalam menjaga daya saing.

Sebagai tambahan, Trump menyebutkan bahwa ilmuwan AS dianggap sebagai yang paling brilliance oleh pemimpin China, dan ini menandakan bahwa potensi inovasi masih sangat besar di tangan industri Amerika. Dengan mengadopsi teknologi yang lebih efisien, perusahaan-perusahaan di AS dapat berharap untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dalam era kompetisi AI yang semakin ketat.

Dalam konteks ini, respons terhadap kemunculan DeepSeek tidak hanya menjadi masalah bagi perusahaan individu, tetapi juga menjadi indikator penting bagi kebijakan teknologi dan strategi industri di AS. Dengan mengikuti jejak inovasi dari China, mungkin ada kesempatan bagi industri teknologi AS untuk meraih kembali dominasi yang sempat tergoyahkan.

Maya Putri adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button