Airlangga Datangi Istana: Lapor Prabowo IHSG Anjlok Drastis!

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, pada Selasa, 18 Maret 2025, mengunjungi Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, untuk melaporkan perkembangan terkini perekonomian Indonesia kepada Presiden Joko Widodo. Salah satu fokus utama dalam laporan tersebut adalah kondisi buruk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mengalami penurunan drastis hingga menyebabkan pembekuan sementara perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Airlangga menyatakan, laporan ini penting sebagai respons terhadap penurunan signifikan IHSG yang tercatat mencapai 5,02 persen, menandai salah satu hari terburuk dalam sejarah pasar saham Indonesia. "Ya, tentu perkembangan perekonomian akan dilaporkan ke Bapak Presiden," kata Airlangga saat tiba di kompleks Istana, seperti dilansir oleh media.

Berdasarkan informasi dari BEI, pembekuan perdagangan (trading halt) dilakukan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) setelah IHSG jatuh ke level 6.146. Langkah ini diambil sebagai bagian dari kebijakan untuk menstabilkan pasar dalam situasi darurat, di mana sebanyak 581 saham mengalami penurunan, sementara hanya 105 yang naik dan 271 tidak bergerak. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa keputusan ini sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI yang mengatur penanganan kondisi darurat pasar. Perdagangan akhirnya dilanjutkan pada pukul 11:49:31 dengan IHSG berada di level 6.040, masih terjun bebas 431 poin atau 6,67 persen.

Airlangga juga mengajak semua pihak untuk melihat insiden ini dalam konteks yang lebih luas. Dia mengingatkan bahwa pasar global menghadapi ketidakpastian menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan berlangsung keesokan harinya. Rapat ini diharapkan dapat memberikan indikasi arah kebijakan moneter AS yang bisa berdampak pada pasar global, termasuk Indonesia. "Kita lihat secara global, kan besok ada FOMC meeting. Nah tentu market masih menunggu," tambahnya.

Menyusul anjloknya IHSG, pelaku pasar mulai bersikap hati-hati. Banyak investor menahan diri untuk bertransaksi, dengan harapan agar tren negatif ini segera berbalik. Hal ini menciptakan atmosfer "wait and see" di kalangan komunitas investasi, menyusul kekhawatiran yang muncul terkait kesehatan perekonomian domestik dan potensi dampak dari kebijakan luar negeri.

Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi terhadap anjloknya IHSG:

  1. Kondisi Ekonomi Global: Ketidakpastian pasar global, termasuk prediksi tentang kebijakan moneter yang akan diumumkan selama pertemuan FOMC.
  2. Sentimen Negatif Investor: Berita terkait pengunduran diri pejabat penting di kementerian keuangan Indonesia, termasuk spekulasi seputar kinerja Menteri Keuangan Sri Mulyani.
  3. Data Ekonomi Domestik: Penurunan tajam dalam indikator ekonomi domestik yang mempengaruhi kepercayaan investor terhadap pasar saham.
  4. Kepanikan di Pasar: Respon berlebihan dari investor asing yang melakukan net sell, menyebabkan likuiditas pasar menurun drastis.

Kondisi ini menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan investor dan pengamat mengenai langkah strategis yang akan diambil oleh pemerintah dalam menangani penurunan ini. Sementara itu, Airlangga berpesan untuk tetap tenang dan berfokus dalam menghadapi tantangan yang ada, serta menunggu hasil dari pertemuan FOMC dan rapat Gubernur Bank Indonesia yang juga dinantikan oleh publik.

Dengan situasi yang masih dinamis, para pelaku pasar diharapkan untuk tetap memantau perkembangan selanjutnya serta mengambil keputusan investasi yang bijaksana demi menjaga stabilitas investasi di pasar saham Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button