
Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, saat ini dirawat di Poliklinik Agostino Gemelli di Roma sebagai akibat dari serangan bronkitis. Vatikan mengonfirmasi bahwa kondisi kesehatan Paus berusia 88 tahun itu memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut. Keputusan untuk dirawat di rumah sakit diambil setelah audiensi terakhir yang diadakan pada Jumat pagi, di mana ia juga bertemu dengan sejumlah tokoh penting, termasuk Perdana Menteri Slovakia dan CEO CNN, Mark Thompson.
Menurut laporan resmi dari Vatikan, "Pagi ini, di akhir audiensi, Paus Fransiskus akan dirawat di Poliklinik Agostino Gemelli untuk beberapa tes diagnostik yang diperlukan dan melanjutkan perawatan di rumah sakit untuk bronkitis yang masih berlangsung." Hal ini menimbulkan kekhawatiran baru mengenai kesehatan sang Paus, mengingat ia telah menjalani berbagai perawatan medis dalam beberapa tahun terakhir.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait kondisi kesehatan Paus Fransiskus yang perlu dicermati:
Riwayat Penyakit: Paus Fransiskus memiliki riwayat masalah paru-paru yang serius. Sejak muda, ia menderita pneumonia parah yang mengakibatkan sebagian paru-parunya harus diangkat. Hal ini membuat setiap serangan bronkitis menjadi perhatian serius bagi kesehatan jangka panjangnya.
Perawatan Terakhir: Sebelum dirawat, ia terlihat melakukan kegiatan resmi, meski mengalami kesulitan saat berbicara akibat masalah pernapasan. Koresponden Vatikan dari CNN, Christopher Lamb, melaporkan bahwa meski Paus dalam keadaan sadar, ia kesulitan berbicara dalam waktu lama.
Kondisi Fisik: Beberapa waktu lalu, Fransiskus juga terlihat menggunakan tongkat jalan dan terkadang kursi roda. Ini menunjukkan bahwa ia menghadapi tantangan fisik yang terus-menerus. Bulan lalu, saat terjatuh, ia mengalami cedera pada lengannya.
Kondisi Medis Lainnya: Selain bronkitis, Paus Fransiskus juga menderita divertikulitis, yang dapat menyebabkan peradangan atau infeksi pada usus besar. Pada tahun 2021, ia telah menjalani operasi untuk mengangkat sebagian usus besarnya.
- Jadwal Kegiatan: Meskipun mengalami masalah kesehatan, Fransiskus tetap berkomitmen menjalani jadwal yang padat, termasuk perjalanan ke empat negara di Asia Tenggara dan Pasifik Selatan. Ini merupakan salah satu perjalanan paling jauh yang pernah ia lakukan sejak terpilih sebagai Paus.
Kesehatan Paus Fransiskus tidak hanya penting bagi dirinya pribadi, tetapi juga bagi komunitas global yang mengikuti kepemimpinannya. Dalam beberapa tahun terakhir, kehadirannya dalam berbagai kesempatan dan audiensi menjadi simbol harapan dan ketahanan bagi banyak orang di seluruh dunia.
Akhir-akhir ini, ada pengumuman bahwa Paus diharapkan akan bertemu dengan Raja Charles III pada bulan April mendatang. Pertemuan ini jelas menunjukkan bahwa meski dalam keadaan sakit, Paus tetap berusaha menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemimpin spiritual. Kondisi kesehatan ini tentunya akan terus menjadi sorotan bagi umat Katolik dan masyarakat luas, yang berharap agar pemimpin mereka segera pulih dan kembali menjalankan perannya dengan lebih baik.