Cristiano Ronaldo tidak ikut dalam rombongan Al Nassr yang bertandang ke Iran untuk menghadapi Esteghlal pada leg pertama babak 16 Besar Liga Champions AFC yang berlangsung di Azadi Sports Complex, Senin (3/3/2025). Ketidakhadirannya menjadi sorotan di kalangan penggemar sepakbola dan media. Banyak yang mempertanyakan mengapa salah satu pemain terhebat dunia ini tidak dibawa oleh timnya.
Menurut laporan dari media Spanyol, Marca, Ronaldo absen karena takut dihadapkan pada hukuman cambuk di Iran. Ini berkaitan dengan insiden yang terjadi ketika Ronaldo berkunjung ke Iran sebelumnya. Saat itu, dia bertemu dengan seorang seniman difabel, Fatemeh Hammami, dan melakukan tindakan yang dianggap melanggar hukum setempat dengan mencium dan memeluk kepala wanita tersebut. Tindakan itu diketahui melanggar undang-undang moral yang berlaku di negara tersebut, dan Ronaldo dapat dikenakan hukuman cambuk sebanyak 99 kali jika terbukti bersalah.
Kekhawatiran terkait hukum di Iran berakar dari konteks budaya dan sosial yang sangat berbeda. Di negara tersebut, hubungan fisik antara pria dan wanita bukan pasangan suami istri sering kali diatur ketat. Sehingga, tindakan Ronaldo yang mungkin dianggap ramah dan simpatik dapat berujung pada masalah hukum yang serius. Selain itu, kabar mengenai hukuman cambuk menjadi semakin mencemaskan Ronaldo, sehingga keputusannya untuk tidak pergi ke Iran menjadi langkah yang dianggap bijaksana oleh manajemen Al Nassr.
Dari berbagai sumber berita, alasan ketidakhadiran Ronaldo sudah tersebar luas. Di antaranya:
- Hukuman Cambuk: Ronaldo bisa dikenakan hukuman cambuk hingga 99 kali terkait insiden di kunjungan sebelumnya.
- Keputusan Tim: Manajemen Al Nassr tampaknya sangat mempertimbangkan keselamatan dan reputasi bintang mereka, sehingga memilih untuk tidak membawanya dalam perjalanan tersebut.
- Persiapan Tim: Al Nassr perlu memfokuskan perhatian mereka pada strategi permainan meski tanpa kehadiran Ronaldo, yang jelas memberikan dampak besar bagi tim.
Gagalnya Al Nassr untuk meraih kemenangan dalam laga tersebut—yang berakhir 0-0—juga mengundang perdebatan. Tanpa kehadiran Ronaldo, pemain lain diharapkan untuk mengambil peran sebagai pemimpin di lapangan, namun mereka tampaknya kesulitan untuk mencetak gol.
Sementara itu, meski tidak hadir di pertandingan, Ronaldo menunjukkan dukungannya terhadap tim melalui media sosial. Dalam unggahan di Instagram Story, ia mengirimkan pesan semangat untuk rekan-rekannya, mengatakan “Ayo Al Nassr”. Hal ini mengisyaratkan bahwa meski secara fisik tidak ada dalam tim, ia tetap menganggap penting keberhasilan tim.
Situasi ini menyoroti tantangan yang lebih besar yang dihadapi para atlet ketika berkiprah di negara-negara dengan hukum dan budaya yang sangat berbeda. Ketidakhadiran Ronaldo di lapangan bukan hanya soal sepakbola, tetapi juga soal kepatuhan terhadap hukum lokal yang dapat memiliki konsekuensi besar. Ini memberikan pelajaran penting untuk para pemain lain tentang pentingnya memahami dan menghormati budaya tempat mereka berkompetisi.
Kepedulian Ronaldo terhadap hukum setempat bisa dilihat sebagai langkah pencegahan yang baik. Meskipun tidak ada jaminan bahwa kehadirannya akan mengubah hasil pertandingan, rasanya keputusan untuk tidak berpartisipasi adalah langkah bijak dari perspektif pribadi dan profesional. Kini, perhatian tertuju pada langkah Al Nassr selanjutnya dan upaya mereka untuk melanjutkan kompetisi tanpa keuntungan memiliki salah satu pemain terbaik dunia di dalam tim.