Setelah bertahun-tahun menjadi bahan perdebatan, para arkeolog akhirnya mengungkap penemuan baru yang diyakini sebagai bukti keberadaan Bahtera Nuh di Gunung Ararat, Turki. Penemuan ini diharapkan bisa menjawab berbagai skeptisisme yang mengelilingi kisah bahtera tersebut yang tertera dalam Alkitab.
Tim peneliti internasional, yang telah berkolaborasi sejak tahun 2021, menemukan sebuah struktur geologis di Formasi Durupinar, yang berada sekitar 20 mil sebelah selatan puncak Gunung Ararat. Struktur ini memiliki bentuk dan dimensi yang menyerupai kapal, serta terdiri dari material limonit, sejenis biji besi. Tingginya mencapai 538 kaki, dan struktur ini diyakini telah terendam air dalam jangka waktu yang lama, menguatkan kemungkinan bahwa area tersebut pernah mengalami sebuah banjir besar.
Alkitab menggambarkan Bahtera Nuh dengan rincian yang cukup jelas: panjang 300 hasta, lebar 50 hasta, dan tinggi 30 hasta. Menariknya, deskripsi tersebut sangat sesuai dengan fitur yang ditemukan pada Formasi Durupinar. Dalam penelitian terbaru, ditemukan pula jejak material yang menunjukkan keberadaan tanah liat, endapan laut, serta sisa-sisa makanan laut yang berasal dari banjir sekitar 3.500 hingga 5.000 tahun silam. Hal ini semakin meyakinkan para peneliti akan kemungkinan terjadinya bencana besar yang digambarkan dalam kisah Bahtera Nuh.
Penemuan ini tak hanya menarik minat para ahli arkeologi, tetapi juga meningkatkan ketertarikan publik pada cerita-cerita kuno yang tertera dalam kitab suci. Sebelumnya, pada tahun 1948, Formasi Durupinar pertama kali ditemukan, namun banyak ilmuwan ragu tentang kebenaran penemuan tersebut. Berbagai teori pun berkembang seiring waktu, sebagian besar meragukan bahwa struktur tersebut merupakan fosil Bahtera Nuh.
Namun, temuan terbaru kali ini memberikan penegasan terhadap teori yang telah lama ada. Struktur geologis tersebut dianggap telah memiliki bentuk yang konsisten dengan deskripsi Bahtera Nuh. Penelitian yang dilakukan tim internasional menunjukkan bahwa konsekuensi dari banjir besar yang dialami kawasan tersebut tidak hanya menyisakan jejak fisik, tetapi juga memberi gambaran mengenai kehidupan dan lingkungan yang pernah ada di sana.
Beberapa data penting tentang penemuan ini mencakup:
1. Lokasi: Gunung Ararat, Turki, dekat perbatasan dengan Iran.
2. Struktur: Formasi Durupinar, dengan tinggi 538 kaki dan tersusun dari limonit.
3. Temuan: Jejak material yang menunjukkan adanya endapan laut dan sisa makanan laut dari banjir purba.
4. Hubungan dengan Alkitab: Pendukung argumen tentang keberadaan Bahtera Nuh dengan ukuran yang sesuai dengan deskripsi dalam Alkitab.
Para peneliti berharap penemuan ini dapat membuka diskusi lebih lanjut tentang hubungan antara sejarah, arkeologi, dan teks-teks kuno. Mereka juga mengantisipasi bahwa hasil penelitian ini akan berdampak pada pemahaman masyarakat tentang kisah-kisah dalam kitab suci yang telah terlanjur dianggap mitos oleh sebagian orang. Penemuan ini tidak hanya memberikan harapan baru bagi penggemar arkeologi dan teologi, tetapi juga menunjukkan pentingnya terus melakukan eksplorasi dan penelitian dalam upaya memahami sejarah umat manusia.
Dengan penemuan ini, para peneliti menunjukkan bahwa kisah Bahtera Nuh bukanlah sekadar legenda, melainkan sebuah narasi yang mungkin pernah nyata di masa lalu, membawa harapan akan penemuan-penemuan yang dapat semakin memperkaya pemahaman kita tentang sejarah dan kepercayaan yang telah menjadi bagian penting dari warisan budaya manusia.