Pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto bersama Gloria Emanuelle Widjaja, mengalami kekecewaan setelah tersingkir di perempat final All England 2025. Pertandingan berlangsung pada Jumat, 14 Maret 2025, di mana pasangan ini kalah dari wakil Tiongkok, Feng Yan Zhe dan Wei Ya Xin, dengan skor 21-10, 21-14.
Kekalahan ini terjadi dalam waktu 34 menit, dan Rehan/Gloria terlihat kesulitan untuk memberikan perlawanan yang berarti kepada lawan yang merupakan unggulan kelima dalam turnamen. Meskipun demikian, keduanya tetap menaruh rasa syukur atas pencapaian mereka mencapai perempat final, sebuah prestasi yang cukup membanggakan setelah sebelumnya berhasil mencapai fase final di dua turnamen besar, yaitu German Open 2025 dan Orleans Masters 2025.
Usai pertandingan, Rehan menyampaikan bahwa mereka berhasil menyelesaikan laga meski hasil akhirnya tidak sesuai harapan. "Alhamdulillah, pertama-tama kami bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan hari ini, meski hasilnya tidak sesuai dengan harapan dan ekspektasi kami," ucap Rehan dalam keterangan resmi Tim Media & Humas PBSI.
Gloria juga mengungkapkan pandangannya terhadap performa mereka. Ia menjelaskan, "Saya berusaha melawan diri sendiri. Setelah tiga pekan berturut-turut bertanding, kondisi saya pasti menurun. Masuk perempat final sebenarnya sudah cukup bagus, tapi seharusnya kami bisa lebih baik lagi." Pernyataan ini menggambarkan kesadaran keduanya akan tantangan fisik yang dihadapi setelah serangkaian pertandingan yang melelahkan.
Dalam wawancaranya, Gloria menambahkan, "Sebagai manusia, kita memang tidak bisa membatasi kemampuan sendiri. Itulah yang membuat saya tadi kurang bisa mengontrol emosi." Ini menunjukkan ketegangan emosional yang mereka alami, terutama dalam situasi kompetitif yang tinggi.
Walaupun harus menghentikan langkah mereka di All England, Rehan dan Gloria tidak berlama-lama dalam kekecewaan. Mereka bertekad untuk bangkit dan fokus pada turnamen berikutnya, yaitu Polish International Challenge 2025 yang akan berlangsung pada pekan depan. "Pekan depan, kami masih ada tugas di Polish International Challenge. Kami ingin hasil terbaik, tentu saja ingin juara juga. Hari ini boleh bersedih, tapi besok harus kembali berlatih dan fokus ke turnamen itu," tutup Rehan dengan semangat.
Untuk mencapai kesuksesan ke depan, berikut adalah beberapa langkah yang diambil Rehan dan Gloria setelah menghadapi kegagalan di All England 2025:
- Analisis Pertandingan: Memahami kesalahan yang terjadi selama pertandingan agar dapat memperbaikinya ke depannya.
- Pemulihan Fisik dan Mental: Mengatur jadwal istirahat dan pemulihan yang baik setelah melalui serangkaian turnamen yang melelahkan.
- Fokus pada Latihan: Meningkatkan intensitas latihan sambil menyesuaikan dengan kondisi fisik saat ini untuk persiapan turnamen selanjutnya.
- Menjaga Motivasi: Mengingat kembali tujuan awal dan berusaha keras untuk mencapainya, meskipun mengalami rintangan.
- Dukungan Tim: Terus berkolaborasi dengan pelatih dan tim untuk mendapatkan bimbingan dan dukungan selama masa-masa sulit.
Rehan dan Gloria menunjukkan bahwa meskipun menghadapi tantangan di All England, semangat dan dedikasi mereka untuk kembali bangkit menjadi pendorong utama dalam perjalanan karir mereka. Tak hanya itu, sikap positif mereka menjadi inspirasi bagi atlet muda di Indonesia untuk tidak pernah berhenti berusaha, meskipun menghadapi kegagalan. Dengan tekad dan kerja keras, mereka berharap bisa meraih prestasi yang lebih baik di masa mendatang.