Amanda Manopo Marah Usai Disinggung Pelakor, Feni Rose: ‘Terpancing!’

Insiden kemarahan Amanda Manopo saat siaran langsung di media sosial menjadi sorotan publik setelah ia diolok sebagai pelakor oleh warganet. Peristiwa yang terjadi pada Minggu, 2 Maret 2025, ini mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk presenter Feni Rose, yang membahasnya dalam program acara Rumpi: No Secret. Menurut Feni, komentar negatif yang sering diterima para selebriti menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang aktif berinteraksi dengan penggemar di platform digital.

Dalam pandangannya, Feni menyatakan bahwa situasi seperti yang dialami Amanda merupakan bagian dari konsekuensi menjadi figur publik. "Mungkin ini cobaannya, ya. Ketika lagi jualan, dia harus berinteraksi dengan netizen," ujarnya, seperti dikutip dari kanal YouTube TRANS TV Official. Feni juga menambahkan bahwa Amanda biasanya tidak menggubris komentar miring, namun kali ini, ia tampak terpancing emosinya dan merespons langsung komentar tersebut.

Kejadian ini mengingatkan pada insiden serupa yang dialami oleh Putri Anne, yang juga berhadapan dengan warganet saat siaran langsung. Feni mencatat pengalaman Putri Anne sebagai contoh yang menunjukkan betapa mudahnya sebuah komentar negatif dapat memicu reaksi dari seorang selebriti. “Sebenarnya kalau kita lihat sebelumnya Putri Anne, pada saat dia lagi live itu juga terpancing kemudian membalas komentarnya (netizen),” jelasnya.

Amanda Manopo, yang saat itu sedang mempromosikan hijab, merasa perlu memberikan tanggapan setelah menerima serangan kata-kata dari pengguna media sosial. "Jilbab dimadu ada enggak? Atau jilbab pelakor? Eh maaf ya, di sini gua tuh lagi mau jualan hijab. Yang komen-komen kayak gitu, komen-komen sampah, enggak usah ikut-ikutan. Memangnya tahu apa lo?" ucapnya dengan nada emosi. Ia pun menyatakan bahwa selama ini ia lebih memilih untuk tidak menjawab tudingan negatif, tetapi merasa kesabarannya sudah mencapai batas.

Tidak hanya berbicara tentang Amanda Manopo, Feni Rose juga mengingatkan agar selebriti yang sedang menjalankan ibadah puasa sebaiknya menghindari siaran langsung. “Kalau kita mau menjalankan ibadah puasa tanpa terpancing emosi, baiknya jangan live di sosial media. Aku juga pernah begitu ya, untung bukan bulan puasa," ia menuturkan. Pesan ini mencerminkan pengalaman pribadi Feni yang memperkaya pandangannya tentang tekanan yang dihadapi oleh para publik figur.

Dalam dunia yang serba digital, di mana komunikasi berlangsung cepat dan tidak terfilter, para selebriti menghadapi tantangan besar untuk menjaga reputasi dan kesehatan mental mereka. Beberapa poin penting yang perlu diingat oleh publik serta figur publik adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai figur publik, interaksi di media sosial datang dengan konsekuensi. Komentar negatif sering kali muncul, dan respon yang tepat sangat penting untuk menjaga citra diri.

  2. Tidak semua komentar perlu ditanggapi. Menggugah emosi dapat berakibat negatif, bukan hanya pada individu tersebut, tetapi juga pada penggemar dan pengikut mereka.

  3. Menghindari siaran langsung saat emosi tidak stabil bisa menjadi langkah bijak. Momen ketika individu sedang merasa tertekan sering kali menjadi pemicu reaksi emosional.

  4. Selalu ada dampak dari respons terhadap kritik. Tindakan berani untuk menanggapi komentar pedas mungkin mendapatkan dukungan dari beberapa pihak, tetapi juga menimbulkan kontroversi.

  5. Refleksi dan kepekaan terhadap situasi sosial. Menfusikan empati dalam berinteraksi dengan netizen akan membantu mengurangi ketegangan dalam komunikasi.

Kejadian ini menunjukkan bahwa meski Amanda Manopo dikenal publik sebagai sosok yang kuat, ia juga manusia yang memiliki batasan dalam menghadapi kritik. Dengan demikian, penting bagi setiap orang, terutama publik figur, untuk melindungi diri mereka dari dampak komentar negatif yang bisa merugikan kesehatan mental dan citra diri mereka di mata masyarakat.

Berita Terkait

Back to top button