Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) saat ini berada dalam sorotan setelah tuduhan dari Amerika Serikat menuduh bahwa negara tersebut telah membantu perusahaan DeepSeek untuk mendapatkan chip Nvidia secara ilegal. Tuduhan ini muncul di tengah perkembangan pesat dalam teknologi kecerdasan buatan (AI), di mana DeepSeek baru-baru ini mengklaim bahwa model bahasa yang mereka kembangkan berhasil mengungguli produk OpenAI dengan biaya yang jauh lebih rendah untuk pelatihan.
Menurut laporan terbaru, pemerintah AS mengekspresikan keprihatinan terhadap praktik perdagangan yang melanggar kontrol ekspor terkait chip AI, terutama mengingat pentingnya kepatuhan terhadap undang-undang yang ada di negara tersebut. DeepSeek dituduh membeli semikonduktor canggih dari Nvidia melalui pihak ketiga yang beroperasi di Singapura, yang menyebabkan tersulutnya pertanyaan seputar transparansi dalam rantai pasokan chip tersebut.
MTI mengeluarkan pernyataan pada 1 Februari yang menegaskan bahwa semua perusahaan, termasuk perusahaan-perusahaan asal Amerika, harus mematuhi regulasi kontrol ekspor yang ditetapkan oleh pemerintah AS. Dalam pernyataannya, MTI mengatakan, "Kami mengharapkan perusahaan AS, seperti Nvidia, untuk mematuhi kontrol ekspor AS dan undang-undang domestik kami. Bea cukai dan lembaga penegak hukum kami akan terus bekerja sama dengan rekan-rekan AS mereka."
Beberapa poin penting mengenai situasi ini adalah sebagai berikut:
Tuduhan terhadap DeepSeek: Terungkap bahwa DeepSeek dituding membeli chip Nvidia melalui perantara yang berbasis di Singapura, yang berpotensi melanggar regulasi ekspor AS.
Pernyataan Nvidia: Juru bicara Nvidia menegaskan bahwa semua chip yang digunakan DeepSeek sepenuhnya mematuhi aturan ekspor yang berlaku, menambah ketegasan bahwa tidak ada pelanggaran yang terjadi.
Pendapatan Nvidia dari Singapura: Singapura menyumbang hampir 22% dari pendapatan Nvidia, meskipun pihak perusahaan menekankan bahwa sebagian besar pengiriman terkait adalah ke lokasi lainnya di luar Singapura.
Kepatuhan Singapura: MTI menegaskan komitmennya atas kepatuhan hukum, mengonfirmasi bahwa mereka akan bertindak tegas terhadap individu maupun perusahaan yang melanggar regulasi yang ada.
- Peran Singapura sebagai Pusat Bisnis: Dalam konteks ini, MTI juga menyoroti bahwa Singapura merupakan pusat bisnis internasional yang penting, di mana banyak perusahaan besar dari AS dan Eropa memiliki operasi yang signifikan.
Meskipun tekanan meningkat dari pemerintah AS, MTI menegaskan bahwa mereka selalu menjunjung tinggi aturan hukum dan akan terus melakukan tindakan yang diperlukan untuk memastikan kepatuhan. Di tengah potensi kerugian reputasi yang dihadapi, Singapura berharap untuk mempertahankan posisi strategis sebagai hub teknologi dan bisnis.
Dengan semakin berkembangnya ketegangan antara regulasi perdagangan internasional dan kebutuhan untuk inovasi yang cepat dalam bidang teknologi, perkembangan ini mengingatkan banyak pihak akan tantangan yang dihadapi oleh negara-negara kecil dalam mengelola hubungan perdagangan dengan kekuatan besar seperti Amerika Serikat. Dengan demikian, banyak yang menunggu dengan antusias bagaimana situasi ini akan berkembang dan langkah-langkah apa yang akan diambil oleh Singapura untuk menangani tuduhan yang sangat serius ini.