
Android 16, pembaruan besar yang ditunggu-tunggu untuk sistem operasi Android, dijadwalkan akan dirilis pada Juni 2025. Pembaruan ini membawa fitur inovatif yang disebut Cloud Compilation, bertujuan untuk meningkatkan kecepatan penginstalan aplikasi, terutama bagi perangkat kelas bawah. Dengan hadirnya fitur baru ini, pengguna perangkat dengan spesifikasi yang lebih rendah diharapkan dapat menikmati pengalaman yang lebih baik tanpa kendala yang umum dialami pada ponsel dengan chipset yang kurang mumpuni.
Cloud Compilation merupakan solusi cerdas yang memindahkan proses kompilasi aplikasi ke awan. Fitur ini secara signifikan mengurangi beban pada perangkat, khususnya pada saat instalasi aplikasi yang memiliki kode kompleks. Dalam situasi saat ini, penginstalan aplikasi pada perangkat kelas bawah dapat menjadi proses yang lama dan melelahkan, karena chipset ponsel seringkali tidak mampu menangani kompilasi yang berat.
Menurut laporan dari Android Authority, proses yang biasa digunakan pada Android memanfaatkan Android Runtime (ART) untuk mengeksekusi kode aplikasi. Pada umumnya, proses ini dimulai dengan menggunakan alat dex2oat, yang mengubah file .dex berisi bytecode aplikasi menjadi artefak yang dapat eksekusi. Artefak ini, yang dibuat selama proses pembangunan dengan Android Gradle, berfungsi dalam mempercepat verifikasi bytecode, dan menyimpan kode yang telah dikompilasi sebelumnya untuk metode tertentu.
Namun, kemampuan untuk memproses artefak ini dengan cepat hanya dimiliki oleh perangkat dengan prosesor berperforma tinggi. Sementara itu, perangkat kelas bawah sering kali terhambat oleh keterbatasan sumber daya hardware dan bandwidth memori. Fitur Cloud Compilation hadir untuk mengatasi masalah ini dengan cara yang inovatif.
Cloud Compilation bekerja dengan mengimpor file SDM (Secure Dex Metadata) yang sudah berisi artefak yang telah dikompilasi sebelumnya, yang diambil dari Google Play Store. File yang diimpor ditandatangani dengan kunci yang sama dengan APK, menyederhanakan proses instalasi tanpa harus lagi bergantung pada alat dex2oat yang biasa digunakan. Hal ini dirancang untuk mempercepat proses instalasi aplikasi secara keseluruhan, membebaskan perangkat dari beban yang tidak perlu.
Meskipun fitur ini sangat menjanjikan, saat ini Cloud Compilation belum diaktifkan. Google masih perlu melakukan konfigurasi pada Play Store untuk memastikan bahwa artefak aplikasi dapat dihasilkan dengan menggunakan dex2oat dan tersedia saat APK diinstal pada perangkat yang menggunakan Android 16.
Keberadaan fitur Cloud Compilation diharapkan bisa menjadi angin segar bagi pengguna perangkat kelas bawah, menawarkan mereka kesempatan untuk menikmati aplikasi yang lebih berat dengan waktu yang lebih efisien dalam proses instalasi. Selain itu, dengan meningkatnya adopsi aplikasi yang lebih berat dan kompleks, fitur ini bisa menjadi langkah yang sangat diperlukan untuk memastikan pertumbuhan pengalaman pengguna yang lebih baik di segmen pasar yang lebih luas.
Dengan adanya pembaruan ini pada Android 16, Google berusaha untuk menutup kesenjangan antara perangkat kelas bawah dan kelas atas, mengingat pentingnya aksesibilitas teknologi bagi semua kalangan. Fitur Cloud Compilation tidak hanya menunjukkan kemajuan teknologi, tetapi juga komitmen Google dalam meningkatkan ekosistem Android secara keseluruhan. Seiring berjalannya waktu, fitur ini diharapkan dapat mengubah cara kita menginstal dan menggunakan aplikasi pada perangkat dengan spek yang terbatas, memberikan solusi yang lebih baik untuk jutaan pengguna di seluruh dunia.