Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, mengekspresikan optimisme tinggi mengenai potensi kerja sama ekonomi antara Indonesia dan India. Dalam sebuah kunjungan kerja ke New Delhi, Anindya mengungkapkan keyakinannya bahwa nilai kerja sama kedua negara dapat meningkat dari US$30 miliar saat ini menjadi US$50 miliar pada tahun 2025.
"Meskipun saat ini nilainya sekitar US$30 miliar, saya yakin dalam waktu dekat, tepatnya pada tahun 2025, kerjasama ini akan mencapai US$50 miliar. Malah, dalam satu dekade ke depan, potensi ini bisa meningkat hingga empat kali lipat," ungkap Anindya optimistis.
Kerja sama ini tercakup dalam lima poin nota kesepahaman (MoU) yang baru saja disepakati. Kelima bidang tersebut meliputi:
Sektor Kesehatan: Kolaborasi dalam industri kesehatan dapat membuka peluang baru dalam pengembangan layanan kesehatan dan produk farmasi.
Industri Farmasi: Kerja sama ini berpotensi untuk meningkatkan akses dan pengembangan produk farmasi antara kedua negara.
Teknologi: Inovasi dalam teknologi, khususnya digital dan informasi, dapat dioptimalkan melalui pertukaran keahlian dan pengetahuan.
Pertukaran Budaya: Promosi budaya masing-masing negara dapat mendukung hubungan yang lebih erat antar masyarakat.
- Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM): Investasi dalam pendidikan dan pelatihan SDM menjadi penting untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.
Selain itu, Anindya juga mencatat bahwa Indonesia dan India memiliki potensi kerja sama di sektor agrikultur, manufaktur, dan transisi energi. Ia menambahkan bahwa perumahan terjangkau juga menjadi aspek penting yang bakal diperhatikan dalam kerjasama ini.
"Potensi nilai kerja sama ini cukup besar karena masih terdapat banyak aspek yang bisa dikembangkan dalam bidang-bidang tersebut. Belum semua bidang yang bersifat pengembangan SDM atau human capital yang turut serta," kata Anindya.
Lebih lanjut, Anindya menekankan pentingnya kolaborasi antara kedua negara tidak hanya dalam perdagangan, tetapi juga untuk membangun jaringan perdagangan dengan kawasan-kawasan lain. "Dengan modal sumber daya alam milik Indonesia dan kemampuan SDM India, kolaborasi ini dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah yang tinggi," ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa produk-produk yang dihasilkan melalui kolaborasi ini memiliki potensi untuk menjadi andalan di tengah ketidakpastian geopolitik global, terutama antara Amerika Serikat dan Cina.
Dari sudut pandang pasar modal, Anindya menilai adanya peluang bagi Indonesia dan India untuk berkolaborasi lebih dalam, di mana total dana kelolaan atau assets under management (AUM) bisa mencapai US$1 triliun.
"Ini tidak berarti semua investor asing dari India akan berinvestasi di Indonesia secara otomatis. Namun, dengan edukasi yang baik, banyak perusahaan di India yang sangat memahami perkembangan di sini," katanya.
Melihat ke depan, Kadin Indonesia berkomitmen untuk mengawal pelaksanaan investasi antara kedua negara. Anindya Bakrie menegaskan, "Kadin akan membantu pemerintah dalam memastikan realisasi investasi RI-India berjalan lancar," ujarnya.
Dengan kombinasi potensi yang ada, baik dari segi sumber daya alam maupun kualitas SDM, kerja sama ekonomi antara Indonesia dan India diharapkan dapat mencapai nilai yang lebih tinggi di masa mendatang, yang tidak hanya menguntungkan kedua pihak tetapi juga berdampak positif bagi perekonomian global.