Bisnis

Anjlok Lagi, IHSG Hari Ini Dibuka di Level 6.432: Apa Sebabnya?

Jakarta, Podme.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (28/2/2025), dengan mencatatkan level 6.432,5. Penurunan ini sebesar 0,82% atau 52,94 poin ketika perdagangan dibuka pada pukul 09.30 WIB.

Dalam 30 menit pertama perdagangan, IHSG merekam transaksi yang cukup aktif dengan volume 2,73 miliar lembar saham dan total nilai transaksi sebesar Rp 2,88 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, sebanyak 116 saham mengalami penguatan, sementara 359 saham mengalami penurunan, dan 151 saham stagnan. Aktivitas ini mencerminkan volatilitas pasar yang terpengaruh oleh berbagai kondisi eksternal.

Penurunan IHSG yang signifikan ini tidak terlepas dari dampak sentimen negatif yang mengemuka di pasar global. Pada sesi sebelumnya, Kamis (27/2/2025), IHSG juga mengalami penurunan yang cukup dalam, yaitu sebesar 120,7 poin atau 1,83%, berakhir di level 6.485,4. Penurunan ini dipicu selain oleh faktor global, juga oleh melemahnya nilai tukar rupiah yang jatuh 0,45% ke level Rp 16.454 per dolar AS.

Faktor eksternal yang mempengaruhi pasar saham Indonesia mencakup ketidakpastian ekonomi global, termasuk kekhawatiran investor terhadap potensi resesi di beberapa negara besar. Selain itu, pengumuman kebijakan moneter dari bank-bank sentral di dunia, termasuk di Amerika Serikat dan Eropa, juga menjadi perhatian utama. Para pelaku pasar mengantisipasi apakah langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral akan mampu menstabilkan ekonomi global atau justru menambah ketidakpastian.

Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dicermati sehubungan dengan pergerakan IHSG saat ini:

  1. Sentimen Ekonomi Global: Gejolak pasar global akibat ketidakpastian ekonomi di negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Eropa menjadi salah satu penyebab utama penurunan IHSG.

  2. Kondisi Nilai Tukar Rupiah: Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat memberikan dampak langsung pada kinerja saham-saham di Indonesia. Melemahnya rupiah sering kali membuat investor lebih berhati-hati dalam melakukan transaksi.

  3. Performasi Sektor Saham: Beberapa sektor saham, seperti energi dan barang konsumen, sedang berada di bawah tekanan. Sebaliknya, sektor teknologi dan kesehatan menunjukkan pertumbuhan yang lebih stabil di tengah ketidakpastian.

  4. Volume Transaksi: Aktivitas transaksi yang tinggi sering kali menjadi indikator pergerakan pasar yang signifikan. Volume transaksi yang rendah dapat menunjukkan kurangnya minat dari investor untuk memasuki pasar.

  5. Kondisi Politik dan Kebijakan Dalam Negeri: Kebijakan pemerintah dan stabilitas politik juga berpengaruh kuat terhadap perkembangan pasar saham. Setiap perubahan signifikan dalam kebijakan dapat mempengaruhi kepercayaan investor.

IHSG yang melemah hari ini menunjukkan tantangan yang harus dihadapi oleh pasar saham Indonesia di tengah ketidakpastian global. Para analis memperingatkan agar investor tetap berhati-hati dan memperhatikan perkembangan terbaru yang bisa mempengaruhi pasar. Meskipun situasi saat ini tidak menggembirakan, tetap ada peluang bagi investor untuk menemukan asset yang potensial di pasar yang berfluktuasi ini. Ke depannya, pasar saham Indonesia perlu menemukan momentum positif untuk kembali mendaki ke level yang lebih baik.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button