Apa Kemampuan AS Hadapi Houthi di ‘Sarang Tawon’ Yaman?

Kelompok bersenjata Houthi di Yaman mengancam akan membalas terhadap intervensi militer Amerika Serikat yang baru-baru ini diluncurkan di kawasan tersebut. Dalam sebuah pernyataan, Houthi menargetkan gugus tugas kapal induk USS Truman dengan serangkaian serangan menggunakan rudal dan pesawat nirawak, menunjukkan kemampuan ofensif mereka yang semakin meningkat. Potensi ancaman yang dihadapi oleh militer AS saat ini menciptakan ketegangan yang lebih dalam dalam konfrontasi antara kedua pihak.

Menganalisis situasi yang ada, beberapa kemampuan utama yang dimiliki Houthi patut dicermati oleh para analis militer dan pengambil keputusan strategis AS. Berikut adalah beberapa kemampuan yang dimiliki Houthi yang dapat berdampak serius terhadap operasi militer AS di kawasan:

  1. Pesawat Nirawak
    Houthi telah mengembangkan beragam pesawat nirawak (UAV) dengan berbagai spesifikasi yang mengesankan. Beberapa di antaranya adalah:

    • Yafa: UAV bergaya pesawat tempur dengan jangkauan 2.600 km dan kapasitas muatan peledak antara 20-50 kg, serta kemampuan siluman.
    • Samad-3: Memiliki jangkauan 1.800 km dan kecepatan tertinggi 250 km/jam, dengan muatan 18 kg.
    • Qasef-1 & Qasef-2K: Pesawat kamikaze murah dengan jangkauan lebih dari 100 km dan muatan 30 kg, menunjukkan bagaimana Houthi menggunakan teknologi dengan biaya rendah untuk menghasilkan dampak signifikan.
  2. Rudal
    Houthi juga mengoperasikan berbagai jenis rudal yang memiliki kemampuan menghancurkan yang tinggi:

    • Palestine-2: Merupakan rudal hipersonik dengan jangkauan 2.150 km dan muatan 500 kg, serta kemampuan manuver yang bisa menghindari pertahanan udara.
    • Burkan: Seri rudal jarak pendek yang memiliki jangkauan 1.000 km dan muatan 250 kg, menunjukkan potensi Houthi untuk menyerang target yang lebih jauh.
    • Quds-4: Sebagai rudal jelajah, Quds-4 memiliki jangkauan 2.000 km, memberikan jangkauan serangan yang lebih luas ke wilayah musuh.
  3. Pertahanan Udara
    Selain kemampuan ofensif, Houthi juga memiliki jaringan pertahanan udara yang telah terbukti efektif. Sistem pertahanan yang dikerahkan meliputi:
    • Kub/Kvadrat 2K12 (‘Fater-1’) dan sistem lainnya yang telah dimodernisasi.
    • Penggunaan MANPADS seperti Strela dan Igla untuk melawan pesawat tak berawak dan pesawat tempur.
    • Pertahanan ini telah terbukti dapat menghancurkan lebih dari selusin pesawat tak berawak AS, termasuk Reaper, serta berbagai jet tempur yang digunakan oleh sekutu AS.

Houthi jelas memanfaatkan kombinasi teknologi modern dan taktik gerilya untuk mengembangkan kapasitas militernya, meskipun banyak sumber daya dan sistem yang mereka gunakan berasal dari era yang lebih tua. Meskipun sistem ini tampak usang, kenyataannya adalah mereka telah menunjukkan efektivitas di lapangan, menyusuri jalan pertempuran yang berlangsung lebih dari satu dekade.

Konflik ini tidak saja membahayakan kepentingan AS di wilayah tersebut, tetapi juga berpotensi memperburuk situasi kemanusiaan di Yaman yang telah terpuruk akibat perang berkepanjangan. Respons AS terhadap provokasi ini harus hati-hati, mengingat kompleksitas yang ada di kawasan serta kemungkinan dampaknya terhadap stabilitas regional.

Dengan situasi ini, Houthi menunjukkan bahwa mereka tetap menjadi kekuatan signifikan di Yaman, dan kemampuan mereka untuk memberikan perlawanan yang terintegrasi harus diperhitungkan oleh militer AS jika mereka memutuskan untuk memperkuat kehadiran mereka di ‘sarang tawon’ tersebut.

Exit mobile version