Pundit sepak bola memainkan peranan penting dalam menyampaikan analisis dan komentar tentang pertandingan, pemain, dan perkembangan di dunia sepak bola. Di Indonesia, sejumlah nama terkenal seperti Bung Towel, Coach Justin, dan Tyo Nugroho telah menjadi wajah yang akrab bagi para penggemar sepak bola. Namun, apa sebenarnya syarat untuk menjadi seorang pundit, dan haruskah seseorang yang ingin berprofesi sebagai pundit harus memiliki latar belakang sebagai pemain sepak bola?
Menurut Coach Justin dalam podcast Sport77, syarat untuk menjadi pundit tidak harus didasarkan pada pengalaman sebagai mantan pemain atau pelatih. Hal ini menjadi pandangan yang cukup segar, mengingat banyak orang beranggapan bahwa karir di dunia sepak bola amat menuntut pengalaman langsung di lapangan. Namun, Justin menjelaskan bahwa memiliki pengetahuan yang dalam tentang sepak bola adalah hal yang lebih penting. Ia mengungkapkan, “Contoh gua tidak nonton sepak bola Indonesia, jadi gua nggak bisa buat (analisa) sepak bola Indonesia. Gua lebih nonton (liga) Inggris, Serie A, (kompetisi) Eropa. Jadi gua hanya bahasnya di situ.” Ini menunjukkan bahwa pemahaman mendalam tentang kompetisi yang diulas adalah kunci utama bagi seorang pundit.
Berikut adalah sejumlah syarat penting yang perlu dipenuhi untuk menjadi pundit:
Pengetahuan Mendalam: Seorang pundit harus memiliki pemahaman yang kuat mengenai sepak bola, tak hanya terbatas pada satu liga atau tim.
Kemampuan Analisa: Seorang pundit perlu mampu membawakan analisis dengan cara yang menarik, yang bisa membuat audiens betah mendengarkan dan tidak merasa bosan.
Pengalaman Menonton: Pundit diharapkan telah menonton banyak pertandingan untuk bisa memberikan perspektif yang beragam dalam setiap analisis.
Presentasi yang Menarik: Pundit harus bisa menyampaikan informasi dengan cara yang menarik, bahkan menambahkan elemen humor. Coach Justin menekankan pentingnya memiliki karakter dan daya tarik saat menyampaikan analisis, sehingga penonton tetap waspada dan terhibur.
- Perwakilan Sepak Bola: Penampilan seorang pundit juga penting. Pundit diharapkan dapat merepresentasikan ekspektasi pengamat sepak bola, baik dari penampilan maupun cara penyampaian.
Walaupun pengalaman bermain bola dapat menjadi nilai tambah, Coach Justin berpendapat bahwa ini bukanlah syarat mutlak. "Bukan pengalaman dia sebagai pemain yang penting, tapi data yang dia sampaikan," ujarnya. Ini sejalan dengan pendapat Bung Ropan, seorang pengamat sepak bola, yang menyatakan bahwa latar belakang jurnalistiknya memberikan kekuatan tersendiri dalam perannya sebagai pundit. Ia mengatakan, “Wartawan adalah yang memilih spesifik sepak bola… sampai diundang di TV saya bisa berbicara dengan baik.”
Dalam konteks ini, sangat jelas bahwa meskipun latar belakang sebagai pemain sepak bola bisa memberikan wawasan tambahan, keahlian dalam menyampaikan informasi secara efektif dan memiliki pengetahuan yang luas tentang permainanlah yang menjadi tolak ukur utama seorang pundit. Sehingga menjadi pundit bukan hanya sekadar berkaitan dengan pengalaman di lapangan, tetapi lebih kepada kemampuan untuk menganalisa dan mengkomunikasikan informasi sepak bola dengan cara yang tepat.
Energi dan gairah terhadap olahraga ini dituntut dalam setiap analisis yang disajikan oleh seorang pundit. Dengan demikian, tuntutan untuk menjadi seorang pundit lebih pada keterampilan analisa dan komunikasi yang mendalam, daripada sekadar pengalaman bermain sepak bola. Ini menjadikan profesi pundit lebih terjangkau bagi mereka yang memiliki passion dan pengetahuan yang kuat tentang sepak bola, terlepas dari latar belakang atau pengalaman mereka di lapangan.