Bisnis

Apakah Trump Pebisnis Handal? Cek Catatannya Sekarang!

Donald Trump, yang baru saja dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada 20 Januari 2025, kembali menjadi sorotan tidak hanya karena kebijakan kontroversialnya, tetapi juga karena klaimnya sebagai pebisnis ulung. Namun, rekam jejak bisnis Trump menunjukkan sebuah cerita yang jauh lebih kompleks, kaya akan kontroversi dan kritik terhadap strategi bisnisnya yang sering kali dipertanyakan.

Sebagian besar kesuksesan awal Donald Trump berasal dari kekayaan besar yang diwariskan oleh ayahnya, Fred Trump. Laporan The New York Times mengungkapkan bahwa Donald Trump menerima kekayaan mencapai USD 413 juta dalam nilai saat ini dari kerajaan real estat ayahnya. Sejak kecil, Trump sudah mengalirkan dana yang signifikan, berkisar lebih dari USD 5 juta per tahun ketika memasuki usia 40-an. Fred Trump tidak hanya memberikan modal, tetapi juga koneksi bisnis yang sangat dibutuhkan. Namun, cara pengelolaan dan transfer kekayaan ini juga tidak lepas dari kontroversi. Penyelidikan menemukan bahwa keluarga Trump menggunakan strategi perpajakan agresif, seperti mendirikan perusahaan palsu untuk menghindari pajak.

Salah satu contoh praktik tersebut adalah All County Building Supply & Maintenance, yang digunakan untuk menaikkan biaya operasional properti Fred Trump secara artifisial. Markup biaya tersebut kemudian mengalir kembali ke anak-anaknya sebagai hadiah yang tidak dikenakan pajak, menunjukkan betapa liciknya strategi yang mereka terapkan dalam mengelola kekayaan.

Meski memulai dengan kekayaan yang besar, sejumlah keputusan bisnis Trump berujung pada kebangkrutan. Antara tahun 1991 dan 2009, enam bisnis yang dikelolanya mengajukan perlindungan kebangkrutan di bawah Bab 11, termasuk kasino terkenal seperti Trump Taj Mahal dan Trump Plaza di Atlantic City. Dalam kasus Trump Taj Mahal, kasino tersebut memerlukan pendanaan lebih dari USD 1 juta per hari untuk membayar utang. Ketika bangkrut, banyak investor yang merugi, sementara Trump sendiri sering kali lolos tanpa kerugian finansial yang berarti. Sebuah laporan investigasi dari The New York Times mencatat bahwa praktik bisnis Trump sering kali berfokus pada melindungi aset pribadi dengan mengorbankan kepentingan investor.

Meskipun gagal dalam banyak bisnis tradisional, seperti kasino dan maskapai penerbangan, Trump berhasil membangun mereknya sendiri sebagai aset utama. Dengan memanfaatkan nama “Trump,” ia menghasilkan ratusan juta dolar melalui lisensi, acara televisi seperti The Apprentice, serta buku-buku motivasi. Namun, keberhasilan merek ini tidak lepas dari narasi yang sering dibesar-besarkan. Dalam wawancaranya, Trump menyatakan bahwa ia memulai bisnisnya dengan pinjaman kecil USD 1 juta dari ayahnya. Namun, kenyataannya ia menerima bantuan keuangan yang jauh lebih besar, termasuk pinjaman dan investasi besar dari Fred Trump.

Salah satu kritik utama terhadap praktik bisnis Trump adalah manipulasi nilai aset yang dilakukan untuk keuntungan pribadi. Dalam dokumen yang diperoleh oleh The New York Times, diketahui bahwa Trump sering merendahkan nilai asetnya untuk mengurangi kewajiban pajak, namun menaikkan nilainya saat membutuhkan jaminan untuk pinjaman. Misalnya, pada tahun 1997, keluarga Trump mengklaim bahwa nilai properti Fred Trump hanya sebesar USD 41,4 juta untuk menghindari pajak warisan. Meski begitu, properti yang sama kemudian dijual lebih dari 16 kali lipat dari nilai yang dilaporkan, menunjukkan pola pengelolaan aset yang sistematis untuk menghindari kewajiban pajak.

Rekam jejak bisnis Donald Trump mencerminkan kombinasi antara strategi pemasaran yang brilian dan pengelolaan bisnis yang sering kali tidak efisien. Keberhasilannya lebih banyak terkait dengan eksploitasi warisan keluarga dan penciptaan citra dibandingkan pencapaian finansial yang murni. Meski Trump menunjukkan keahlian dalam memanfaatkan peluang serta menciptakan narasi sukses, banyaknya kebangkrutan dan praktik bisnis yang dipertanyakan membuat klaimnya sebagai pebisnis ulung patut diperdebatkan. Sebuah laporan menyatakan, “Keberhasilan finansial Donald Trump sangat bergantung pada bantuan ayahnya, bukan hanya dari segi modal, tetapi juga koneksi dan strategi.”

Rina Lestari

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button