
Aplikasi WPONE atau Wipon kembali menjadi perhatian publik setelah gelombang keluhan dari penggunanya mengenai ketidakmampuan untuk menarik dana mereka. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa pada tanggal 17 Maret, banyak pengguna yang hendak menarik keuntungan 2% dari saldo akunnya mendapati bahwa aplikasi yang mereka andalkan tiba-tiba menghilang dari jangkauan. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar di kalangan pengguna, banyak di antara mereka yang merasakan kekecewaan dan kepanikan akibat situasi ini.
Pada saat keluhan mulai berdatangan, berbagai komentar dari pengguna mulai hadir, beberapa di antaranya mencemaskan, “Saya hari ini mau menarik keuntungan, tetapi aplikasi tiba-tiba hilang. Apakah ini memang sudah direncanakan?” Ada juga yang berpendapat, “Jika pada Senin nanti [setelah akhir pekan] masih tidak bisa, berarti ini sudah benar-benar scam.” Menariknya, beberapa pengguna masih berharap agar sistem bisa kembali normal, membuktikan berbagai sikap yang beragam di antara mereka yang terlibat.
Sebelum kejadian ini, WPONE sempat mengeluarkan pengumuman mengenai “pembukaan kembali penarikan” yang dipenuhi dengan jargon bombastis. Keterangan-keterangan yang ada tidak mencerminkan transparansi yang seharusnya ada dalam sebuah aplikasi investasi yang kredibel. Dalam pengumuman tersebut, mereka juga mengklaim telah terdaftar di Nasdaq, suatu pernyataan yang diragukan banyak pihak karena kurangnya bukti yang kuat untuk mendukung klaim ini.
Modus dan pola yang diterapkan oleh WPONE mengingatkan pada skema Ponzi yang telah beredar sebelumnya. Tindakan mereka meliputi:
1. Menawarkan keuntungan tinggi dengan janji cashback 100%.
2. Membatasi akses penarikan pada hari tertentu, mendorong pengguna untuk menyimpan dana lebih lama.
3. Mengklaim hubungan dengan institusi besar tanpa bukti konkret.
4. Menjanjikan pengembalian dana bagi yang melakukan top-up, sebenarnya membayar investor lama dengan dana dari investor baru.
5. Menghilang setelah mengumpulkan dana yang cukup besar.
Situasi ini mengikis harapan banyak pengguna. Meski ada yang masih optimis dan mempertahankan aplikasi ini, seperti terlihat dari komentar yang menyerukan agar orang lain tidak menyerah pada aplikasi, hal ini justru menyoroti mentalitas sebagian orang yang sudah terperangkap dalam skema yang merugikan. Beberapa pengguna menimpali dengan kalimat, “Jangan provokator, tetap jaya WPONE!” yang menunjukkan betapa dalamnya kepercayaan yang mereka tanamkan dalam aplikasi.
Kejadian hilangnya WPONE kembali mengingatkan semua orang bahwa tidak ada investasi yang menjanjikan keuntungan besar tanpa risiko. Jika suatu aplikasi menawarkan keuntungan yang tampaknya tidak masuk akal, sebaiknya waspada. Sumber pendapatan yang hanya bergantung pada setoran anggota baru adalah sinyal bahaya yang jelas.
Pengguna yang terlanjur berinvestasi di WPONE disarankan untuk tidak lagi berharap untuk menarik dana mereka. Penting untuk menghentikan segala bentuk aktivitas yang berhubungan dengan aplikasi ini dan tidak melakukan deposit tambahan, terlepas dari janji cashback atau bonus yang mungkin ditawarkan. Hal ini menjadi pelajaran berharga untuk menghindari skema serupa di masa depan.
Mengingat pola scam yang dimunculkan oleh WPONE, kasus ini seharusnya menjadi peringatan bagi masyarakat. Mengidentifikasi tanda-tanda penipuan sejak dini dapat menjadi langkah pencegahan penting yang mampu menyelamatkan banyak orang dari kerugian finansial. Peningkatan kesadaran terhadap investasi yang berpotensi scam patut diperhatikan dalam mengelola keuangan di era digital saat ini.