Apple Kirim 600 Ton iPhone dari India ke AS, Akali Tarif Trump!

Apple baru-baru ini melakukan langkah strategis dengan mengirimkan 600 ton atau sekitar 1,5 juta unit iPhone dari India dan China ke Amerika Serikat dalam waktu singkat, yaitu hanya tiga hari. Pengiriman ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk menghindari dampak dari kebijakan tarif impor baru yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Dalam kebijakan tersebut, pemerintah AS mengenakan tarif seragam sebesar 10 persen pada semua barang impor dari negara lain, termasuk dari China dan India.

Pengiriman canggih ini dilakukan melalui lima hingga enam penerbangan kargo carteran yang berlangsung pada akhir Maret 2025. Tujuan dari penimbunan inventaris ini adalah untuk melindungi konsumen di AS dari kenaikan harga langsung akibat tarif yang baru diterapkan. Langkah ini juga berfungsi untuk mempertahankan pangsa pasar Apple di tengah ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan perdagangan tersebut.

Sumber-sumber yang dekat dengan perusahaan menyebutkan bahwa Apple telah mempercepat proses pengurusan bea cukai di bandara Chennai, India, untuk memastikan pengiriman dapat dilakukan dengan cepat. Selain itu, gudang Apple di AS juga dilaporkan sudah terisi penuh, menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan persiapan jauh-jauh hari untuk menghadapi potensi kenaikan biaya akibat tarif.

Perusahaan teknologi raksasa ini memang tidak memiliki rencana untuk menaikkan harga iPhone di India atau negara lainnya. Namun, sejumlah analis memperingatkan bahwa tarif baru tersebut dapat mempengaruhi harga iPhone secara global. Dalam konteks ini, analis Dan Ives dari Wedbush Securities memperkirakan bahwa jika Apple harus memindahkan produksi iPhone ke AS untuk menghindari tarif tersebut, harga iPhone bisa meroket hingga 3.500 Dolar AS atau sekitar Rp 57 juta.

Kebijakan tarif ini menjadi tantangan besar bagi Apple, yang selama ini mengandalkan rantai pasokannya di luar negeri, khususnya di China. Perusahaan ini berusaha mendiversifikasi sumber produksinya dengan berfokus pada India sebagai alternatif utama. Namun, dengan ketegangan yang melanda hubungan perdagangan antara AS dan China, Apple kini menjadi salah satu perusahaan yang paling terpukul oleh pengumuman tersebut. Saham Apple anjlok lebih dari 9 persen setelah pengumuman tarif baru, melampaui penurunan rata-rata saham teknologi lainnya yang dibukukan oleh Nasdaq sebesar 6 persen.

Di sisi lain, pemerintah China juga memberikan respon terhadap kebijakan tarif Trump dengan meningkatkan tarif barang impor dari AS hingga mencapai 125 persen. Keberlanjutan dari perang dagang ini akan menambah kompleksitas bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan erat dengan kedua negara tersebut.

Analis memperkirakan bahwa jika pemerintahan Trump terus memperpanjang tarif resiprokal dan mengatur ulang kebijakan dagang, Apple akan menghadapi dilema yang sulit. Di satu sisi, mereka dapat memilih untuk menanggung biaya tarif, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi keuntungan dan perkembangan investasi. Di sisi lain, mereka dapat memilih untuk menaikkan harga produk, yang memungkinkan perusahaan untuk menguji loyalitas pelanggan.

Analis dari Rosenblatt Securities memprediksi bahwa Apple mungkin harus mencapai kenaikan harga sekitar 17 hingga 18 persen di seluruh produk mereka. Jika ini terjadi, iPhone 16 yang diluncurkan dengan harga 799 Poundsterling (sekitar Rp 17 juta) dapat melonjak menjadi 1.142 Poundsterling (sekitar Rp 24,3 juta). Varian Pro Max dari iPhone 16 juga diperkirakan akan mengalami kenaikan harga yang signifikan.

Dalam konteks yang lebih luas, langkah Apple mengalihkan sebagian besar produksinya dari China ke India menunjukkan upaya yang terus-menerus untuk menyesuaikan diri dengan situasi perdagangan global yang semakin ketat dan tidak menentu. Hal ini mencerminkan bagaimana perusahaan teknologi besar beradaptasi dengan tantangan baru yang diakibatkan oleh kebijakan pemerintah yang bisa mempengaruhi ratusan ribu pelanggan dan para pemangku kepentingan di seluruh dunia.

Berita Terkait

Back to top button