Sains

Apple Maps Bakal Tiru Google: Teluk Meksiko Jadi Teluk Amerika?

Apple Maps segera melakukan perubahan yang mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, mengikuti jejak Google Maps. Langkah ini merupakan implementasi dari perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump yang baru-baru ini menandatangani keputusan untuk mengganti nama sejumlah fitur geografi di AS. Kepala berita ini semakin menarik mengingat reaksi dan dampaknya tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di Meksiko yang merasakan konsekuensi dari keputusan ini.

Menurut laporan terbaru dari Bloomberg, pengguna di AS diharapkan dapat melihat nama “Teluk Amerika” pada Apple Maps paling lambat Selasa mendatang. Perusahaan tersebut juga berencana untuk segera meluncurkan nama baru ini kepada pengguna di berbagai negara lainnya. Dalam konteks ini, perubahan nama ini bukan sekadar isu tipografi, melainkan terkait dengan identitas dan geopolitik antara kedua negara.

Sementara itu, pengguna Google Maps di seluruh dunia sudah mendapatkan nama ganda yaitu “Teluk Meksiko (Teluk Amerika)”. Hal ini berarti, bagi pengguna di Meksiko dan Amerika Serikat, nama yang ditampilkan berbeda, dengan pengguna di AS melihat “Teluk Amerika” dan pengguna di Meksiko tetap melihat “Teluk Meksiko”. Google menjelaskan bahwa nama yang ditampilkan dalam aplikasinya tergantung pada lokasi pengguna. “Pengguna di negara lain akan melihat kedua nama tersebut,” ungkap Google dalam pernyataan resminya.

Langkah ini tidak lepas dari permintaan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, yang mengirim surat kepada Google meminta untuk mempertimbangkan kembali penggantian nama teluk tersebut. Tindakan ini menunjukkan ketegangan diplomatik yang dapat muncul dari keputusan unilateral yang diambil oleh AS. Meskipun demikian, baik Apple maupun Google tampak mengikuti perintah presiden AS yang sedang menjabat, yang terang-terangan menekankan ‘keagungan Amerika’.

Perubahan nama ini menjadi bagian dari program yang lebih besar yang melibatkan penggantian nama ikon geografis lainnya. Misalnya, Google juga berencana untuk mengganti nama Gunung Denali di Alaska menjadi Gunung McKinley, nama yang diberikan untuk menghormati mantan Presiden AS William McKinley. Keputusan ini dilakukan setelah singkatnya pembaruan resmi dalam basis data pemerintah yang mengikuti perintah eksekutif Trump.

Trump sendiri menandatangani keputusan tersebut hanya beberapa jam setelah pelantikannya pada 20 Januari 2025, dengan alasan bahwa perubahan nama ini mencerminkan penghormatan kepada “keagungan Amerika.” Keputusan tersebut menciptakan kegaduhan di kalangan masyarakat adat di Alaska, yang merasa bahwa tindakan ini merampas identitas asli mereka. Gunung Denali, yang dikenal sebagai puncak tertinggi di Amerika Utara, telah melalui proses penamaan kembali sebelumnya, di mana pada tahun 2015, pemerintahan Barack Obama mengembalikan nama asli kepada Denali.

Bedanya, reaksi Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, terhadap keputusan tersebut lebih bersifat sarkastik. Ia secara tidak langsung mengusulkan agar keseluruhan kawasan Amerika Utara sebaiknya diganti namanya menjadi “Mexican America,” mengacu pada dokumen-dokumen bersejarah yang menyimpan nilai-nilai budaya Meksiko. Melalui ungkapan ini, Sheinbaum tidak hanya menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap keputusan AS, tetapi juga menggarisbawahi relasi kompleks antara kedua negara yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi semakin tegang akibat kebijakan-kebijakan luar negeri.

Perubahan nama yang dilakukan oleh Apple dan Google menyoroti bagaimana nama geografis dapat berfungsi sebagai representasi dari identitas nasional dan wilayah. Oleh karena itu, hal ini tidak hanya sekadar perubahan yang akan muncul di aplikasi peta, melainkan juga gambaran dari dinamika geopolitik dan identitas di kawasan tersebut. Pengguna peta akan tetap mengingat bahwa setiap fitur geografi tidak hanya memiliki nama, tetapi juga sejarah dan konteks yang lebih dalam di baliknya.

Maya Putri adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button