Hiburan

Arab Saudi Tak Merayakan Isra Miraj: Apa Alasannya?

Arab Saudi tidak merayakan Isra Miraj, sebuah momen penting dalam sejarah Islam yang diperingati secara luas di berbagai negara Muslim, termasuk Indonesia. Masyarakat di negara tersebut biasanya melakukan doa bersama, pengajian, dan kegiatan keagamaan lainnya untuk mengenang peristiwa akbar ini. Namun, hal ini tidak berlaku di Arab Saudi, di mana peringatan itu tidak dilakukan secara resmi maupun tradisional.

Keputusan Arab Saudi untuk tidak merayakan Isra Miraj berkaitan dengan pandangan keagamaan di negara tersebut yang lebih cenderung menghindari perayaan yang dianggap tidak berlandaskan Al-Qur’an dan Hadis. Fenomena ini menimbulkan rasa penasaran, terutama di kalangan umat Muslim di luar Arab Saudi, yang terbiasa merayakan Isra Miraj setiap tahunnya.

Berikut adalah tiga alasan utama mengapa Arab Saudi tidak merayakan Isra Miraj:

  1. Pendekatan Terhadap Tradisi: Sebagai pusat agama Islam, Arab Saudi memiliki pendekatan yang lebih ketat terhadap praktik keagamaan. Mereka cenderung mengikuti ajaran yang bersifat konservatif dan menolak perayaan-perayaan yang tidak memiliki dasar kuat dalam sumber-sumber Islam. Akibatnya, Isra Miraj yang digambarkan sebagai perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, tidak diakomodasi dalam bentuk perayaan resmi.

  2. Fokus pada Ibadah Harian: Masyarakat Arab Saudi lebih memfokuskan perhatian mereka pada ibadah harian seperti salat lima waktu, puasa Ramadan, dan pengamalannya secara rutin. Dalam hal ini, mereka tidak menganggap penting untuk menambah perayaan-perayaan lain yang tidak dianggap sebagai kewajiban dalam praktik agama. Ini menciptakan satu ekosistem di mana momen-momen besar dalam sejarah Islam mungkin terlewatkan begitu saja tanpa perayaan khusus.

  3. Kepentingan Sosial dan Budaya: Dalam konteks sosial dan budaya, Arab Saudi memiliki tradisi dan norma yang berbeda dibandingkan dengan banyak negara Muslim lainnya. Mereka lebih memilih untuk menjaga kesederhanaan dalam praktik keagamaan mereka, menjadikan perayaan yang lebih bersifat formal menjadi tidak relevan.

Meski tidak ada perayaan resmi Isra Miraj, makna spiritual dari peristiwa ini tetap dapat dihargai oleh individu yang ingin merayakannya dengan cara mereka sendiri. Sebagian masyarakat di Arab Saudi mungkin melakukan ibadah tertentu seperti salat tahajud atau berdoa di malam hari, meski tidak dalam bentuk perayaan yang mencolok.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun situasi tersebut mungkin mengejutkan bagi umat Islam di negara lain yang merayakan Isra Miraj dengan khidmat, hal ini menunjukkan keanekaragaman dalam penghayatan praktik keagamaan di dunia Islam. Penekanan pada kesederhanaan dan keaslian praktik agama menjadi prinsip yang dijunjung tinggi di Arab Saudi.

Kesimpulan ini menunjukkan bahwa dalam Islam, penekanan pada ajaran dasar dan ibadah sehari-hari lebih diutamakan dibandingkan dengan ritual atau perayaan yang tidak memiliki fondasi yang kuat di dalam ajaran. Dengan cara ini, Arab Saudi menegaskan identitasnya sebagai pusat pengamalan ajaran Islam yang benar-benar mengacu pada kitab suci dan hadis.

Dengan demikian, meskipun Isra Miraj tidak dirayakan secara kolektif, penting bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk terus menghargai makna dan pelajaran yang diambil dari peristiwa ini dalam konteks keimanan mereka masing-masing.

Intan Permatasari

Intan Permatasari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button