
Dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan aset negara, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diharapkan menjadi salah satu lembaga kunci. Sejumlah ekonom, termasuk Yusuf Rendy Manilet dari Center of Reform on Economics (Core), menilai bahwa kehadiran Danantara akan membawa perkembangan signifikan bagi aset negara, terutama dalam sektor-sektor strategis.
Yusuf menjelaskan bahwa Danantara dibentuk sebagai organisasi mandiri yang menerima mandat untuk mengelola investasi, dengan harapan agar aset negara dapat berkembang lebih optimal. "Harapannya, melalui Danantara, kita bisa melihat aset negara tumbuh di sektor-sektor seperti energi terbarukan, manufaktur berteknologi tinggi, dan ketahanan pangan," ungkapnya. Dia juga menambahkan bahwa badan pengelola investasi ini berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan melalui pengembangan investasi dan optimalisasi aset negara.
Target investasi pemerintah yang ditetapkan mencapai Rp13.523 triliun hingga 2029, dengan nilai tahunan berkisar antara Rp1.500 triliun hingga Rp4.000 triliun, dinilai ambisius. Namun, Yusuf percaya bahwa angka tersebut dapat dicapai, mengingat tren positif dalam pencapaian investasi selama dua hingga tiga tahun terakhir. "Realisasi investasi sudah menunjukkan pencapaian yang cukup baik, yang menjadi dasar optimisme kita," jelasnya.
Danantara juga diharapkan mampu meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di daerah-daerah yang sebelumnya kurang diminati. Banyak investor merasa ragu untuk menanamkan modal di luar daerah utama karena berbagai faktor. "Dengan keberadaan Danantara, kami harap minat tersebut meningkat," kata Yusuf, menegaskan pentingnya lembaga ini sebagai pemikat bagi investor.
Sementara itu, Muliadi San, pendiri Tumbuh Makna (TMB), menyambut baik kehadiran Danantara. Ia menilai bahwa lembaga ini memiliki potensi untuk menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inklusi keuangan, terutama jika dikelola secara profesional. Muliadi menggarisbawahi bahwa dengan mengelola aset besar yang dimiliki oleh BUMN seperti Bank Mandiri, BRI, dan Pertamina, Danantara memiliki peluang untuk meningkatkan kepercayaan investor melalui pengelolaan yang transparan dan efisien.
- Pengembangan Sektor Strategis: Danantara diarahkan untuk mengelola investasi di sektor-sektor seperti infrastruktur dan energi terbarukan yang menjadi prioritas nasional.
- Meningkatkan Likuiditas Pasar: Pengelolaan aset yang efisien diharapkan dapat menambah likuiditas pasar modal Indonesia, mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.
- Menjawab Tantangan Ekonomi Global: Di tengah perlambatan ekonomi global dan penguatan dolar AS, peran Danantara menjadi krusial untuk mendorong kepercayaan investor domestik untuk tetap aktif berinvestasi di dalam negeri.
Namun, situasi ekonomi global saat ini tidak dapat diabaikan. Perlambatan ekonomi global dapat berdampak pada tekanan terhadap nilai rupiah, sebagaimana penguatan dolar AS. Muliadi menekankan pentingnya Danantara dalam membantu mendorong kepercayaan investor agar tetap optimis dalam berinvestasi, bahkan saat menghadapi tantangan tersebut. "Kita berharap Danantara bisa menjadi solusi dalam situasi yang rumit ini," tutupnya.
Dengan demikian, berbagai pihak optimis bahwa kehadiran Danantara tidak hanya akan berkontribusi pada pengelolaan aset negara yang lebih baik, tetapi juga akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan di masa depan. Seiring dengan pengelolaan yang transparan dan profesional, Danantara diharapkan mampu menarik lebih banyak investor, baik domestik maupun asing, untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan resilient.