Bisnis

Aset Semua BUMN Dikelola Danantara, Erick Thohir Soroti Transformasi

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengumumkan rencananya untuk memperluas pengelolaan aset BUMN yang kini berada di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Dalam pernyataannya yang disampaikan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada 1 Maret 2025, Erick menyatakan bahwa saat ini terdapat tujuh BUMN yang sudah dikelola oleh Danantara, yaitu Pertamina, PLN, BRI, BNI, Bank Mandiri, Mind ID, dan Telkom Indonesia. Namun, ia menegaskan bahwa pengelolaan ini perlu diperluas agar semua aset BUMN dapat dikelola dalam satu wadah yang lebih terintegrasi.

Keputusan untuk menyerahkan seluruh aset BUMN ke Danantara belum dapat dilaksanakan sepenuhnya, sebab masih menunggu proses pembuatan Peraturan Pemerintah (PP) yang menjadi dasar hukum pengalihan tersebut. Erick menekankan pentingnya transformasi total dalam pengelolaan BUMN dan menolak metode yang setengah hati. Ia melihat pengelolaan aset di Danantara sebagai langkah penting untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas dalam manajemen investasi negara.

Erick percaya bahwa langkah ini akan memberi dampak positif terhadap kinerja BUMN. Ia menyampaikan optimisme bahwa pengelolaan aset dalam satu payung besar tidak hanya akan meningkatkan efisiensi, tetapi juga membantu mengurangi biaya operasional yang tidak perlu. "Kalau kami mau transformasi total dan bersih-bersih BUMN, jangan hanya tujuh, semua saja," ungkap Erick.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait pengelolaan aset BUMN oleh Danantara:

  1. Ruang Lingkup Pengelolaan: Saat ini, hanya tujuh BUMN yang telah dikelola oleh Danantara. Di masa depan, semua aset BUMN diharapkan untuk beralih ke Danantara demi integrasi yang lebih baik.

  2. Nilai Total Aset: Nilai total aset yang akan dikelola oleh Danantara diperkirakan mencapai US$909 miliar. Ini menunjukkan besarnya potensi yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kekuatan ekonomi negara.

  3. Proses Bertahap: Erick menekankan bahwa pengalihan dan pengelolaan aset ini akan dilakukan secara bertahap dan tetap berada dalam pengawasan Kementerian BUMN.

  4. Komitmen Terhadap Transparansi: Erick memastikan bahwa pengelolaan aset tidak akan mengurangi kontrol Kementerian BUMN. "Fungsi pengawasan tetap dilakukan meski aset dialihkan ke Danantara," ujarnya.

  5. Pemberantasan Korupsi: Erick berkomitmen untuk memerangi korupsi di lingkungan BUMN, menegaskan bahwa dalam lima tahun terakhir, BUMN telah mencatatkan profit yang signifikan, yaitu Rp 310 triliun. Keberhasilan ini, menurutnya, menunjukkan bahwa pengelolaan yang transparan dapat mencegah praktik korupsi.

  6. Dukungan Presiden: Erick juga menyatakan bahwa rencananya mendapat dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Hal ini menunjukkan adanya keselarasan antara visi pemerintah dan pengelolaan yang diinginkan untuk BUMN.

Dengan sejumlah langkah transformasi ini, Erick Thohir berharap untuk menjadikan BUMN lebih sehat dan efisien serta mengoptimalkan aset negara demi kesejahteraan rakyat. Ia meyakinkan bahwa setiap keputusan yang diambil bukan hanya untuk kepentingan bisnis semata, tetapi juga untuk perubahan positif bagi bangsa. Pengelolaan terintegrasi melalui Danantara merupakan bagian dari upaya memanajemen masa depan BUMN yang lebih cerah dan penuh harapan.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button