Asteroid Bennu Bongkar Jejak Air Kuno dan Blok Bangunan Kehidupan

Asteroid Bennu, yang berusia 4,5 miliar tahun dan terletak sekitar 200 juta mil dari Bumi, baru-baru ini mengungkapkan bukti yang signifikan tentang keberadaan air kuno dan blok bangunan kehidupan. Penemuan ini dilakukan oleh para peneliti di Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley yang menganalisis sampel yang dikumpulkan oleh misi OSIRIS-REx NASA, satu-satunya misi yang berhasil membawa kembali material dari sebuah asteroid ke Bumi. Temuan ini berpotensi memberikan wawasan baru tentang asal-usul kehidupan dan pembentukan tata surya.

Melalui penggunaan teknologi canggih seperti sinar-X dan mikroskop elektron, para ilmuwan berhasil menganalisis batuan asteroid pada tingkat atom. Mereka menemukan mineral asin dan jejak air asin yang menunjukkan bahwa asteroid Bennu pernah memiliki air cair yang mengalir miliaran tahun yang lalu. Contoh mineral yang ditemukan mirip dengan yang ada di Danau Searles di California, yang merupakan contoh tempat di Bumi di mana air asin pernah ada. Para peneliti juga menemukan mineral serupa di bulan Jupiter, Europa, dan bulan Saturnus, Enceladus, di mana kemungkinan ada lautan bawah permukaan yang mendukung kehidupan.

Dalam pengangkatannya, Matthew Marcus, seorang ilmuwan dari Berkeley Lab, menyatakan bahwa mereka memiliki instrumen khusus untuk mempelajari sampel tersebut, memberikan informasi berharga tentang komposisi Bennu serta sejarahnya. Sampel yang berhasil diambil dari asteroid ini merupakan yang terbesar yang pernah dikumpulkan dari luar angkasa di luar Bulan, dengan berat hampir 122 gram.

Dalam penelitian lebih lanjut, tim ilmuwan menggunakan mikroskop sinar-X transmisi pemindaian (STXM) untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa kimia tertentu dalam sampel Bennu. Penemuan ini meliputi garam yang mengindikasikan adanya air garam yang pernah membentuk mineral tertentu. Scott Sandford dari NASA Ames Research Center menekankan pentingnya memahami komposisi kimia ini, karena mereka mencerminkan bahan-bahan yang mungkin ada di permukaan Bumi purba dan berpotensi berkontribusi pada asal-usul kehidupan.

Lebih menarik lagi, para peneliti menemukan 14 dari 20 jenis asam amino yang digunakan dalam pembentukan protein di Bumi, serta kelima nukleobase yang membentuk DNA dan RNA. Temuan ini menunjukkan bahwa asteroid seperti Bennu mungkin pernah mengirimkan air dan elemen kimia penting ke Bumi, memberikan data yang menguatkan teori bahwa kehidupan di Bumi bisa jadi berasal dari luar angkasa.

Adanya molekul-molekul tersebut pada asteroid Bennu membuka kemungkinan adanya kehidupan di luar angkasa sekaligus memberi harapan baru terhadap penelitian tentang asal usul kehidupan di planet lainnya. Dengan penemuan ini, para peneliti berharap untuk terus memperdalam pemahaman tentang bagaimana sistem planet awal terbentuk.

Dari segi teknologi, para ilmuwan di Berkeley Lab juga memanfaatkan fasilitas seperti ALS dan Molecular Foundry untuk menyelidiki sampel dari asteroid ini lebih lanjut. Penggunaan berkas elektron dan mikroskop elektronik membantu mereka memvisualisasikan struktur atom dari sampel dengan lebih akurat, mengurangi ketidakpastian dalam interpretasi data.

Ke depannya, para ilmuwan berencana melakukan studi tambahan untuk mendalaminya lebih lanjut, termasuk menggunakan teknik sinar inframerah untuk menggali informasi lebih dalam dari sampel Bennu. Penemuan dari asteroid ini tidak hanya memberikan petunjuk tentang masa lalu Bumi, tetapi juga membuka jendela baru bagi penelitian tentang kehidupan di planet lain dan proses pembentukan tata surya kita. Ini adalah langkah penting dalam memahami keanekaragaman hayati dan asal-usul kehidupan bukan hanya di Bumi, tetapi di seluruh alam semesta.

Exit mobile version