Sains

Badan Intelijen Korsel Ungkap DeepSeek China Berlebihan Gunakan Data

Badan Intelijen Nasional (BIN) Korea Selatan mengeluarkan pernyataan yang mengecam aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek, dengan klaim bahwa aplikasi ini “berlebihan” dalam pengumpulan data pribadi. Pihak BIN menyatakan bahwa DeepSeek menggunakan semua data masukan dari pengguna untuk melatih model AI-nya, dan telah mengirimkan pemberitahuan resmi kepada lembaga pemerintah Korea Selatan untuk mengambil tindakan pencegahan terkait penggunaan aplikasi ini.

Pernyataan tersebut muncul di tengah kekhawatiran global mengenai privasi data dan keamanan informasi. Korea Selatan bergabung dengan sejumlah negara lain yang menolak aplikasi ini, menganggapnya sebagai ancaman serius terkait pengelolaan dan perlindungan data pribadi. DeepSeek, meskipun menuai kritik, tetap menarik perhatian industri teknologi dengan inovasi yang ditawarkannya.

Menurut laporan dari Bain & Company, meski memiliki kurang dari 200 karyawan, DeepSeek, yang didukung oleh dana kuantitatif High-Flyer dengan total aset yang dikelola mencapai US$8 miliar, berhasil meluncurkan model open-source bernama DeepSeek R1. Peluncuran ini terjadi hanya satu hari sebelum pengumuman proyek Stargate senilai US$500 miliar oleh OpenAI. Kecepatan adopsi aplikasi ini sangat menakjubkan, mengakibatkan DeepSeek menjadi aplikasi gratis teratas di toko aplikasi Amerika Serikat dalam waktu singkat. Tidak hanya itu, aplikasi ini juga telah melahirkan lebih dari 700 turunan open-source dan telah diintegrasikan ke beberapa platform AI terkemuka seperti Microsoft, Amazon Web Services (AWS), dan Nvidia.

Kinerja DeepSeek dipandang sebagai hasil dari serangkaian inovasi teknis yang mampu menurunkan biaya inferensi dan meningkatkan efisiensi pelatihan. Kemampuannya untuk menarik perhatian berbagai sektor teknologi menjadikan DeepSeek salah satu pemain yang diperhitungkan di pasar AI saat ini.

Meski demikian, kolaborasi internasional yang terjadi di sekitar DeepSeek mungkin menciptakan lebih banyak tantangan bagi keamanan data global. Sebagai contoh, Sberbank, bank terbesar di Rusia, berencana untuk berkolaborasi dengan peneliti dari Tiongkok dalam proyek kecerdasan buatan. Wakil CEO Sberbank, Alexander Vedyakhin, menyatakan bahwa keberadaan ilmuwan yang mumpuni dalam bank tersebut memungkinkan untuk melakukan penelitian bersama dengan Tiongkok. Dia menambahkan bahwa China menjadi mitra strategis Rusia dalam banyak isu internasional, menciptakan peluang untuk memperkuat kolaborasi ilmiah antara kedua negara.

Sejumlah kalangan di dunia internasional mulai memberikan perhatian khusus terkait potensi bahaya yang muncul dari inisiatif kolaborasi AI antara Rusia dan Tiongkok. Bahkan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengarahkan Sberbank untuk membangun kerjasama di bidang AI dengan Tiongkok dan negara-negara BRICS lainnya sebagai respon terhadap dominasi teknologi AI dari Amerika Serikat. Ini mencerminkan langkah Rusia untuk beradaptasi dan memperkuat kapasitas komputasi dalam negeri di tengah sanksi yang membatasi akses mereka terhadap perangkat keras modern.

Dalam konteks ini, perhatian terhadap aplikasi seperti DeepSeek semakin penting. Para ahli keamanan siber mengingatkan bahwa aplikasi seperti DeepSeek yang mengumpulkan data dalam skala besar dapat menyimpan dan mengeksploitasi informasi sensitif pengguna, yang berpotensi membahayakan privasi individu dan keamanan negara. Respon dari negara-negara di Asia dan sekitarnya, termasuk Korea Selatan, menunjukkan pula upaya untuk melindungi data nasional dari penggunaan yang tidak semestinya oleh pihak-pihak luar.

Seiring dengan semakin manjunya aplikasi seperti DeepSeek, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan memahami implikasi penggunaan teknologi AI yang tidak hanya inovatif, tetapi juga penuh tantangan dalam aspek privasi dan keamanan data.

Maya Putri adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button