Bisnis

Bank Mandiri Dorong Transisi Energi Lewat Perdagangan Karbon

Bank Mandiri menunjukkan komitmen kuat dalam upaya transisi energi dengan berpartisipasi aktif dalam Perdagangan Karbon Internasional Indonesia, yang diluncurkan oleh IDXCarbon. Hal ini ditegaskan melalui pengakuan yang diterima dari IDXCarbon, menjadikan Bank Mandiri sebagai salah satu pihak yang berkontribusi nyata dalam mendukung target pemerintah menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Partisipasi ini tidak hanya sekadar perubahan dokumen, namun merupakan langkah strategis dalam menyokong pengurangan emisi karbon di Indonesia.

Dalam konteks ini, Bank Mandiri telah membeli sejumlah 5.000 ton ekivalen karbon dioksida (tCO₂e) dari proyek Conversion of Single Cycle to Combined Cycle on Power Plant. Proyek yang berlokasi di Segarajaya, Bekasi, ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pembangkit listrik dengan mengonversi sistem pembangkit dari siklus tunggal menjadi siklus gabungan. Teknologi ini memungkinkan pemanfaatan panas yang tidak terpakai untuk menghasilkan uap tambahan, sehingga tidak hanya meningkatkan produksi listrik, tetapi juga mengurangi intensitas emisi per kWh.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menekankan pentingnya keterlibatan perusahaan dalam upaya ini. Ia menyatakan, “Langkah ini tidak hanya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, tetapi juga memanfaatkan teknologi terbarukan yang diakui secara global.” Ini mencerminkan dorongan yang kuat terhadap praktik keberlanjutan yang salah satunya adalah dengan melibatkan lebih banyak entitas internasional dalam perdagangan karbon melalui IDXCarbon.

Dari segi finansial, Bank Mandiri terus memperkuat posisi sebagai pemimpin dalam pembiayaan berkelanjutan. Pada tahun 2024, portofolio keberlanjutan Bank Mandiri mencapai Rp 293 triliun, dengan portofolio hijau tumbuh signifikan sebesar 15,2% menjadi Rp 149 triliun. Pembiayaan di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) juga menunjukkan tren positif, naik menjadi Rp 11,8 triliun, mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendukung proyek-proyek berkelanjutan.

Selain itu, Bank Mandiri meluncurkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Green Bond dengan target dana sebesar Rp 10 triliun untuk mendukung pendanaan proyek-proyek ramah lingkungan hingga 2025. Realisasi dari instrumen tersebut telah mengumpulkan Rp 5 triliun pada tahap pertama pada Juni 2023, dengan tingkat oversubscription mencapai 3,7 kali lipat. Ini menunjukkan minat yang tinggi dari investor terhadap instrumen yang mendukung praktik Environmental, Social, and Governance (ESG).

Keterlibatan Bank Mandiri dalam perdagangan karbon internasional memberikan dampak lebih luas terhadap keinginan pemerintah untuk mempercepat target pengurangan emisi. Dengan adanya kesempatan bagi entitas internasional untuk berpartisipasi melalui IDXCarbon, diharapkan kontribusi Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan upaya untuk menyediakan platform perdagangan karbon yang transparan, sehingga membantu perusahaan-perusahaan mencapai target pengurangan karbon mereka secara efektif.

Melalui inisiatif ini, Bank Mandiri tidak hanya memperkuat posisinya sebagai pelopor dalam perbankan berkelanjutan, tetapi juga membantu mewujudkan visi Indonesia sebagai negara yang berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Dengan langkah-langkah strategis yang terintegrasi, Bank Mandiri menunjukkan bahwa transisi menuju ekonomi rendah karbon bukanlah proyek jangka pendek, tapi merupakan tanggung jawab yang harus dijalankan secara berkelanjutan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk sektor perbankan.

Dengan partisipasi aktif dalam perdagangan karbon, Bank Mandiri telah memposisikan diri sebagai pemain penting dalam membantu Indonesia memenuhi target nasional dan global dalam pengurangan emisi karbon, sekaligus mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas bisnisnya.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button