
Batu amandel atau tonsilolith sering kali hadir tanpa disadari oleh penderitanya. Banyak individu yang baru menyadari keberadaan batu amandel setelah mengalami gejala yang cukup mengganggu, seperti bau mulut yang tidak sedap, nyeri tenggorokan, atau sensasi tidak nyaman di kerongkongan. Meskipun terlihat sepele, keberadaan batu amandel dapat menurunkan kenyamanan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Batu amandel terbentuk dari sisa-sisa makanan, sel-sel mati, bakteri, dan kotoran lainnya yang terjebak dalam celah-celah amandel, yang dikenal dengan istilah kriptus tonsil. Dengan berjalannya waktu, material ini dapat mengeras akibat penumpukan kalsium, sehingga terbentuk batu kecil berwarna putih atau kuning yang menempel pada permukaan amandel. Kemunculan batu ini bisa berlangsung tiba-tiba, karena ukurannya sering kali kecil dan terkadang tidak menimbulkan gejala. Namun, saat batu tersebut membesar atau terinfeksi, gejalanya dapat muncul dan menjadi sangat mengganggu.
Bagi para penderita batu amandel, sejumlah gejala sering kali dirasakan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Bau mulut (halitosis)
2. Rasa mengganjal di tenggorokan
3. Nyeri saat menelan atau sakit tenggorokan berkepanjangan
4. Batuk yang sulit sembuh
5. Bintik putih pada amandel
6. Nyeri telinga (pada beberapa kasus)
Lalu, apa yang menyebabkan batu amandel sering muncul? Faktor-faktor berikut ini dapat menjadi penyebabnya:
1. Kebersihan mulut yang kurang baik: Penumpukan plak dan sisa makanan yang tidak dibersihkan dapat menyumbat celah amandel.
2. Tonsilitis kronis: Peradangan amandel yang berulang memperbesar celah amandel, sehingga lebih mudah terjebak oleh kotoran.
3. Bentuk amandel yang memiliki banyak celah: Struktur alami amandel yang berlekuk-lekuk dapat membuat kotoran lebih sulit dibersihkan.
Ketika batu amandel mulai dirasakan mengganggu, ada beberapa cara yang dapat dicoba untuk mengatasinya di rumah. Beberapa di antaranya termasuk:
1. Kumur air garam: Campurkan satu sendok teh garam ke dalam segelas air hangat dan kumur-kumur beberapa kali sehari untuk mengurangi peradangan dan membunuh bakteri penyebab bau mulut.
2. Kumur larutan cuka apel: Cuka apel dapat membantu memecah batu amandel. Namun, harus digunakan dengan hati-hati agar tidak mengiritasi tenggorokan.
3. Mendorong batu dengan cotton bud: Jika batu tampak jelas, mendorongnya dengan lembut menggunakan cotton bud bisa membantu.
4. Batuk sengaja: Batuk keras dapat mendorong batu yang longgar agar keluar.
5. Makan wortel mentah: Mengunyah wortel dapat merangsang produksi air liur yang membantu mengeluarkan batu amandel.
6. Konsumsi bawang putih dan apel: Bawang putih memiliki sifat antibakteri, sementara apel bisa membantu memecah batu kecil.
7. Gunakan water flosser: Alat ini bisa menyemprotkan air bertekanan untuk membantu membersihkan batu amandel.
Namun, jika batu amandel tidak kunjung menghilang dan disertai gejala yang lebih berat, seperti demam tinggi, sakit tenggorokan parah, atau kesulitan membuka mulut, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter. Penanganan medis yang mungkin diperlukan meliputi pemberian antibiotik jika terjadi infeksi bakteri, prosedur kriptolisis tonsil laser yang dapat meratakan permukaan amandel, atau bahkan tonsilektomi jika batu amandel kerap kambuh dan mengganggu kualitas hidup.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun batu amandel umumnya tidak berbahaya, ketidaknyamanannya tidak bisa dianggap remeh. Oleh karena itu, upaya menjaga kebersihan mulut sangat penting untuk mencegah kemunculan batu amandel secara berulang. Jika perawatan rumahan tidak memadai, langkah-langkah medis yang lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menangani kondisi ini secara efektif.