
PT Bank BCA Syariah telah mencatatkan prestasi yang membanggakan dengan meraih laba bersih sebesar Rp183,7 miliar pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sebesar 19,5% dibandingkan dengan laba sebesar Rp153,8 miliar yang diperoleh pada tahun sebelumnya. Pencapaian ini tidak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan BCA Syariah dalam meningkatkan kinerja keuangan dan kualitas layanan.
Presiden Direktur BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum, menyatakan bahwa pertumbuhan laba ini didorong oleh peningkatan pembiayaan yang berkualitas. Ia menjelaskan, “Pertumbuhan yang solid ini didorong oleh kemampuan perusahaan untuk mengakselerasi teknologi dan adaptasi layanan yang didukung oleh pengelolaan sumber daya manusia dan manajemen risiko yang baik.” Dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor BCA Syariah di Jakarta Timur, Yuli menekankan pentingnya inovasi dan kualitas layanan dalam mendukung pertumbuhan perusahaan.
Dari sisi pembiayaan, total pembiayaan yang disalurkan BCA Syariah mencapai Rp10,7 triliun, dengan pertumbuhan 18,9% secara tahunan (YoY). Pertumbuhan ini terlihat merata di semua segmen, termasuk sektor komersial, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta segmen konsumer. Selain itu, aset BCA Syariah juga mengalami pertumbuhan yang positif, meningkat 15% YoY menjadi Rp16,6 triliun pada tahun lalu.
Kualitas aset BCA Syariah tetap terjaga dengan rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) gross yang tercatat di level 1,54% pada tahun 2024. Meskipun ada sedikit peningkatan dari rasio 1,04% pada tahun sebelumnya, NPF net yang tercatat sebesar 0,33% menunjukkan kondisi keuangan yang sehat, jauh lebih baik dibandingkan 0,01% pada tahun 2023.
Dalam hal pendanaan, BCA Syariah berhasil mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp13,2 triliun, mengalami pertumbuhan 20,3% secara tahunan. Simpanan deposito yang dikumpulkan juga meningkat secara signifikan, naik 21% menjadi Rp8,19 triliun. Rasio dari current account saving account (CASA) juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 19,4% YoY, dengan rincian tabungan yang tumbuh 17,9% YoY menjadi Rp2,47 triliun, dan giro yang naik 21% YoY hingga mencapai Rp2,51 triliun.
BCA Syariah berhasil mempertahankan komposisi CASA yang solid, yang kini berada di angka 37,8% terhadap DPK pada tahun 2024. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) BCA Syariah juga menunjukkan kinerja yang baik, berada di posisi 79%. Selain itu, imbal aset alias return on asset (ROA) melesat tipis 0,1% menjadi 1,6%, sementara imbal ekuitas (return on equity/ROE) meningkat 0,8% menjadi 5,9%.
Dengan semua pencapaian ini, BCA Syariah menunjukkan komitmen kuat dalam menyediakan layanan perbankan syariah yang berkualitas dan berkelanjutan. Hal ini diharapkan dapat terus mendukung pertumbuhan serta memberikan kontribusi positif terhadap industri perbankan syariah di Indonesia. Meski tantangan di industri perbankan tetap ada, BCA Syariah tetap optimis bahwa strategi yang diterapkan akan membawa hasil yang lebih baik di masa mendatang.