Jakarta – Dunia sepak bola Indonesia berduka. Legenda Persebaya Surabaya dan pelatih Deltras FC, Bejo Sugiantoro, meninggal dunia pada tanggal 25 Februari 2025 setelah kolaps saat berlatih bersama tim Rosita FC, yang berisi mantan pemain profesional. Kejadian ini meninggalkan banyak pertanyaan mengenai kesehatan atlit, terutama di usia yang relatif masih muda.
Bejo, yang berusia 47 tahun, terlihat bermain penuh di babak pertama. Namun, saat babak kedua dimulai, ia tiba-tiba jatuh dan kolaps di lapangan. Setelah dilakukan pertolongan pertama dengan pemberian oksigen, Bejo segera dilarikan ke rumah sakit terdekat di Surabaya. Sayangnya, upaya medis tidak berhasil, dan ia dinyatakan meninggal dunia pada pukul 17.20 WIB. CEO Deltras FC, Amir Burhanuddin, mengonfirmasi bahwa ia diduga meninggal akibat serangan jantung.
Menurut informasi dari dr. Vito Damay, seorang spesialis jantung, ada beberapa kemungkinan faktor yang dapat menyebabkan seseorang kolaps saat berolahraga. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan:
-
Serangan Jantung – Penyumbatan pada pembuluh darah adalah penyebab umum serangan jantung, terutama bagi individu dengan kondisi seperti hipertensi dan kolesterol tinggi.
-
Aritmia Jantung – Kondisi ini terjadi ketika jantung berdetak tidak teratur, mengakibatkan jantung tidak mampu memompa darah dengan efektif.
-
Kardiomiopati Hipertrofik (HCM) – Ini adalah kondisi di mana otot jantung menebal secara abnormal, menghambat aliran darah, dan sering menjadi penyebab kematian mendadak pada atlet muda.
-
Diseksi Aorta – Terjadi pada individu dengan riwayat tekanan darah tinggi dan dapat menyebabkan kolaps mendadak.
- Kondisi Non-Jantung – Seperti stroke, hipoglikemia (gula darah rendah), dan gangguan elektrolit juga dapat menyebabkan kolaps saat berolahraga.
Penting untuk mencatat bahwa meskipun olahraga sangat penting untuk kesehatan jantung, kesadaran akan sinyal-sinyal tubuh juga tidak kalah penting. Dr. Vito menekankan bahwa masyarakat harus peka terhadap tanda-tanda yang menunjukkan bahwa tubuh tidak mampu lagi melakukan aktivitas fisik secara maximal. Gejala yang perlu diwaspadai saat berolahraga antara lain:
- Kelelahan ekstrem
- Pusing
- Nyeri dada
- Terasa ingin pingsan
“Dengarkan sinyal tubuh. Jika merasa nyeri dada, sesak napas, pusing, atau lelah yang berlebihan, segera hentikan olahraga dan cari pertolongan medis,” ujar dr. Vito.
Kematian Bejo Sugiantoro membuka kembali perdebatan mengenai keselamatan dan kesehatan atlet, terutama dalam olahraga yang menuntut fisik seperti sepak bola. Dengan banyaknya atlet yang rutin berlatih dan berkompetisi, pimpinan klub dan tim diharapkan memprioritaskan kesehatan fisik dan mental para pemain. Penilaian yang lebih ketat terhadap kondisi kesehatan, termasuk pemeriksaan jantung yang berkala, disarankan untuk mencegah terjadinya tragedi serupa.
Kisah Bejo Sugiantoro menjadi pengingat bagi semua—baik pemain profesional maupun amatir—akan pentingnya menjaga kesehatan. Kematian mendadak dalam olahraga adalah fenomena yang terus terjadi, dan perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan jantung bisa menjadi langkah awal untuk mencegah kejadian tragis di masa depan.
Di tengah kesedihan ini, kontribusi Bejo Sugiantoro bagi sepak bola Indonesia akan selalu dikenang. Kepergian seorang legenda seperti Bejo tak hanya meninggalkan kesedihan di hati rekan-rekannya, tetapi juga menjadi pelajaran penting bagi semua pihak dalam dunia olahraga.