Amanda Manopo, aktris yang juga dikenal sebagai wajah ikonik dari sinetron Indonesia, baru-baru ini mengalami momen emosional yang menarik perhatian publik. Dalam sebuah siaran langsung di TikTok untuk menjual hijab, komentar netizen yang menyebutnya sebagai "pelakor" membuatnya naik pitam. Hal ini terjadi pada Minggu, 2 Maret 2025, dan rekaman momen tersebut kini viral di media sosial.
Selama sesi live streaming penjualan hijab, Amanda menemukan komentar yang memprovokasi emosinya, seperti, "Jilbab dimadu ada gak atau jilbab pelakor?“. Merespons komentar tersebut, Amanda dengan tegas menyampaikan ketidakpuasannya. "Eh maaf ya, di sini gue lagi mau jual hijab. Yang komen-komen kayak gitu, yang komen-komen sampah, gak usah ikut-ikutan, emang tahu apa lo?" serunya dengan nada penuh kemarahan.
Persepsi publik yang menilai Amanda sebagai pelakor telah menjadi masalah tersendiri. Sejumlah netizen dengan cepat menjatuhkan stigma tersebut berdasarkan berbagai spekulasi, meski Amanda belum pernah mengonfirmasi hal itu. Dalam video yang beredar, ia terlihat berani menantang netizen untuk berbicara langsung di hadapannya. "Gak puas ngerebut…, kebaca lagi sama gue. Gak usah bahas-bahas yang gak perlu dibahas ya," ungkapnya, menunjukkan sikap tegas terhadap segala tuduhan yang diarahkan kepadanya.
Amanda tampak emosional ketika merespons komentar yang beredar di media sosial, termasuk ketika ia menceritakan tentang tingginya tekanan yang diterimanya. "Gue ladenin sekali-sekali, biarin aja. Kesabaran gue udah habis kayaknya nih," ucap Amanda yang menegaskan bahwa ia sudah lama memilih untuk tidak merespons secara langsung masalah ini.
Fenomena pelakor di Indonesia seringkali menjadi perhatian luas, mengingat banyaknya kasus perceraian dan skandal dalam dunia hiburan. Masyarakat seringkali cepat untuk menarik kesimpulan dan menyebarluaskan stigma negatif, meskipun tidak ada bukti konkret yang memperkuat klaim tersebut. Lalu apa saja yang harus kita pahami mengenai situasi yang dihadapi Amanda Manopo?
- Konteks Media Sosial: Media sosial bisa menjadi sarana yang efektif untuk berdiskusi, tetapi juga seringkali menjadi ajang bully dan penyebaran informasi yang salah.
- Stigma Pelakor: Istilah pelakor (perebut suami orang) mengandung stigma yang berat. Seseorang harus benar-benar berhati-hati dalam menggunakan istilah ini tanpa bukti yang akurat.
- Emosi Publik: Komentar netizen tidak selalu mencerminkan kebenaran. Banyak yang terjebak dalam arus opini tanpa memahami situasi secara utuh.
- Dukungan atau Penyerangan?: Reaksi Amanda bisa dilihat dari dua sisi — sebagai sebuah bentuk perlawanan atau justru menambah bahan bakar kontroversi.
Sikap Amanda Manopo yang secara terbuka menolak untuk mengikuti opini negatif jelas menunjukkan bahwa dia berani berdiri di atas kakinya sendiri. Lebih dari sekadar menjual hijab, Amanda memanfaatkan platform untuk menyampaikan pesan kepada para penggemarnya dan netizen agar lebih bijak dalam berkomentar.
Dengan situasi ini, banyak yang bertanya-tanya tentang peran media dan pengaruhnya terhadap persepsi publik. Dalam menghadapi situasi serupa, penting bagi setiap individu untuk memiliki pemahaman yang mendalam dan tidak cepat terjerumus dalam opini yang tidak berdasar. Aspek ini menjadi sangat relevan, terutama saat kita melihat pergeseran dalam cara publik berinteraksi di dunia maya.
Keberanian Amanda untuk melawan stigma pelakor adalah langkah awal dalam mengubah narasi negatif di sekelilingnya. Di tengah kerumunan opini, satu suara yang berani bisa menjadi pengubah permainan.