Jakarta, Podme.id – Asteroid Bennu, yang memiliki ukuran hampir sebanding dengan One World Trade Center, berpotensi mengancam Bumi dengan tabrakan yang mungkin terjadi pada tahun 2182. Walau peluangnya hanya 1 banding 2.700, para ilmuwan terus mempelajari objek luar angkasa ini karena konsekuensinya yang dapat berpengaruh besar terhadap kehidupan di Bumi.
Bennu saat ini menjadi asteroid yang paling mendapatkan perhatian dari NASA. Dengan diameter sekitar 0,5 kilometer dan berat yang diperkirakan mencapai 74 juta ton, dampak dari tabrakan yang terjadi bisa sangat besar. Menurut Axel Timmerman, direktur di Institute of Basic Science Center for Climate Physics, jika Bennu menabrak Bumi, "kerusakan dahsyat" akan terjadi di lokasi tabrakan, dan dampak jangka panjangnya dapat mengubah iklim global secara signifikan.
Dampak dari tabrakan tersebut dapat mengakibatkan beberapa efek berikut:
-
Gelombang Kejut dan Tsunami: Ledakan yang terjadi akibat tabrakan akan menciptakan gelombang kejut yang luas, memicu tsunami yang dapat melanda wilayah pesisir.
-
Radiasi Termal dan Gempa Bumi: Radiasi yang dihasilkan akan berpotensi membakar area yang dekat dengan lokasi tabrakan, sementara gempa bumi dapat memberi efek beruntun di wilayah yang jauh.
-
Pencemaran Atmosfer: Model superkomputer menunjukkan bahwa ledakan akan melepaskan awan debu besar ke atmosfer, mengakibatkan penurunan suhu global hingga 4 derajat Celsius.
-
Penurunan Produksi Pangan: Penurunan curah hujan sebesar 15 persen diperkirakan akan terjadi akibat debu yang menyelimuti atmosfer, yang dapat menurunkan fotosintesis hingga 30 persen dan berdampak besar pada ketahanan pangan global.
- Kerusakan Ozon: Debu yang masuk ke stratosfer dapat memicu penipisan lapisan ozon, meningkatkan paparan radiasi berbahaya dari sinar matahari.
Apa yang menarik dari Asteroid Bennu adalah komposisi dan sejarahnya. Sampel yang diambil oleh NASA menunjukkan bahwa Bennu mengandung bahan-bahan yang sangat penting bagi kehidupan, seperti karbon, sulfur, fosfor, fluor, dan natrium. Proses pembentukan Bennu diyakini berasal dari asteroid yang lebih besar yang terpecah belah antara 700 juta hingga 2 miliar tahun lalu.
Para peneliti saat ini terus memperdalam pemahaman tentang Bennu dan potensi ancamannya. Sebagian penelitian bertujuan tidak hanya untuk memahami bagaimana Bennu muncul, tetapi juga untuk mencegah kemungkinan hancurnya peradaban di masa depan. Axel Timmerman menekankan pentingnya mempersiapkan berbagai kemungkinan yang terkait dengan dampak meteorit seperti Bennu.
Meski saat ini status Bennu masih dianggap aman, penelitian mendalam terus dilakukan. Ilmuwan percaya bahwa melawan ancaman potensial di masa depan memerlukan upaya kolektif dan peka terhadap perkembangan di luar angkasa. Hal ini juga menegaskan betapa pentingnya pemahaman yang lebih baik mengenai asteroid-asteroid yang ada di dekat Bumi, untuk melindungi planet kita dari kemungkinan bencana yang bisa timbul dari tabrakan benda langit.
Dengan latar belakang tersebut, perhatian global terhadap asteroid seperti Bennu harus tetap menjadi prioritas. Mengingat dampaknya yang dapat meluas tidak hanya pada lokasi tabrakan, tetapi juga pada iklim dan ketahanan pangan di seluruh dunia, penting bagi semua pihak untuk terus waspada.