Populasi keturunan Tionghoa di Amerika Serikat (AS) menunjukkan angka yang signifikan, menciptakan jejak yang mendalam dalam sejarah dan budaya negara ini. Data dari Pew Research Center yang dirilis pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa sekitar 23% dari total populasi Asia-Amerika adalah keturunan Tionghoa. Dengan populasi Asia-Amerika mencapai 24 juta jiwa, diperkirakan sekitar 5,5 juta orang di AS adalah keturunan Tionghoa.
Sejarah imigrasi Tionghoa ke AS dimulai pada awal abad ke-19, dengan gelombang pertama datang pada tahun 1820-an. Sekitar 1.000 pria Tionghoa datang ke AS mencari peluang ekonomi yang lebih baik. Momen pendorong besar terjadi selama demam emas California pada tahun 1848, ketika ribuan imigran Tionghoa berbondong-bondong menuju tambang emas dan terlibat dalam proyek infrastruktur lainnya. Namun, dengan meningkatnya jumlah imigran, muncul pula sentimen anti-Tionghoa di kalangan penduduk lokal, yang puncaknya terjadi saat disahkannya Undang-Undang Pengecualian Tionghoa (Chinese Exclusion Act) pada tahun 1882. Undang-undang ini melarang imigrasi Tionghoa selama beberapa dekade, baru dicabut pada tahun 1943, meskipun pembatasan tetap berlaku hingga reformasi imigrasi pada tahun 1965.
Distribusi populasi keturunan Tionghoa di Amerika Serikat sangat beragam, dengan konsentrasi tertinggi di negara bagian barat dan kota-kota besar. Sekitar 45% dari populasi Asia-Amerika tinggal di negara bagian barat, termasuk California dan Washington, yang menjadi tempat tinggal sejumlah besar komunitas Tionghoa. Selain itu, negara bagian selatan, seperti Texas dan Florida, juga menampung sekitar 24% dari total populasi Asia-Amerika. Kota-kota seperti New York, San Francisco, Los Angeles, dan Houston memiliki komunitas Tionghoa-Amerika yang besar dan beragam, menjadikan Pecinan (Chinatown) di kota-kota tersebut sebagai pusat budaya dan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Warga keturunan Tionghoa berkontribusi besar dalam berbagai sektor di Amerika Serikat, seperti bisnis, teknologi, pendidikan, dan seni. Mereka dikenal dengan etos kerja yang kuat dan sering kali menekankan pentingnya pendidikan. Kontribusi ini tidak hanya merangsang pertumbuhan ekonomi tetapi juga memperkaya keragaman budaya di AS. Namun, meskipun banyak mencapai kesuksesan, komunitas ini tetap menghadapi berbagai tantangan, termasuk diskriminasi dan stereotip yang kadang sulit dihilangkan.
Dari sudut pandang sosial, komunitas Tionghoa-Amerika tidak hanya berperan sebagai pembawa budaya tetapi juga sebagai jembatan dalam membangun dialog antarbudaya di AS. Keterlibatan mereka dalam berbagai acara publik, pameran seni, dan festival kebudayaan menunjukkan semangat integrasi yang sejati. Mereka juga terlibat aktif dalam kegiatan filantropi dan komunitas, meningkatkan kualitas hidup di lingkungan mereka.
Penting untuk diingat bahwa populasi keturunan Tionghoa di AS tidak homogen. Mereka terdiri dari berbagai latar belakang etnis, bahasa, dan tradisi, termasuk imigran dari Hong Kong, Taiwan, dan berbagai wilayah di Tiongkok. Keragaman ini menciptakan dinamika yang unik dan memperkaya pengalaman sosial dan budaya di negara ini.
Saat ini, populasi keturunan Tionghoa di AS mencapai sekitar 5,5 juta jiwa, tersebar di berbagai negara bagian dengan konsentrasi terbesar di wilayah barat dan kota-kota metropolitan. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, komunitas ini terus berkembang dan memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam berbagai aspek kehidupan di Amerika Serikat. Seiring berlanjutnya perubahan sosial dan ekonomi, ini menunjukkan bahwa warga keturunan Tionghoa tidak hanya membentuk masa lalu, tetapi juga berperan dalam membentuk masa depan negara ini.