
Selasa, 8 April 2025 – 14:00 WIB
Tangerang, Podme.id – Semangat perjuangan R.A. Kartini dalam memperjuangkan emansipasi wanita terbukti tidak pernah padam. Di tengah arus zaman modern saat ini, semangat tersebut tetap menyala dalam diri banyak perempuan Indonesia. Salah satunya adalah Suryani, seorang pedagang eceran asal Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
Sejak merintis usaha toko kelontong pada tahun 2009, Suryani berhasil tidak hanya menopang perekonomian keluarga, tetapi juga menyekolahkan anak-anaknya. Kisah perjuangannya menjadi contoh nyata bahwa perempuan tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga dapat memimpin dalam menggerakkan roda ekonomi keluarga.
“Saya melihat jalan raya yang ramai dan berpikir bahwa keramaian tersebut harus dimanfaatkan. Insting berdagang saya pun muncul dan saya memutuskan untuk membuka toko kelontong,” ujarnya. Dengan lokasi strategis dan produk sembako sebagai andalan, Suryani mampu menarik pelanggan dengan mudah, menjadikan tokonya sebagai pilihan utama bagi kebutuhan pokok masyarakat sekitar.
Dalam pengembangannya, usaha Suryani semakin baik berkat beberapa bantuan modal yang ia terima. Salah satunya adalah program PNM Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dari PT Permodalan Nasional Madani, yang memberikan pembiayaan tanpa agunan kepada perempuan prasejahtera pelaku usaha ultra mikro. “Tahun 2023, saya mendapatkan modal Rp3 juta dari PNM Mekaar yang saya gunakan untuk menambah stok produk,” kata Suryani.
Setelah sukses dengan modal awal, Suryani merasa perlu untuk meningkatkan kapasitas usaha. Ia kemudian memanfaatkan fasilitas pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. “Saya mendapatkan tambahan modal Rp50 juta dari KUR BRI pada akhir tahun 2024. Prosesnya mudah dan cepat, dan BRI aktif memberikan pendampingan,” papar Suryani. Dukungan ini sangat berharga, karena pihak BRI memberikan arahan tentang cara mengelola usaha dan waktu terbaik untuk membayar angsuran.
Berkat kerja keras dan kegigihannya, toko kelontong Suryani kini mampu menghasilkan sekitar Rp500 ribu per hari. Walaupun ia memulai usaha ini sebagai kegiatan sampingan, usaha tersebut kini telah membuahkan hasil yang signifikan. “Saya bisa menopang perekonomian keluarga dan menyekolahkan anak-anak saya dengan lebih baik,” ungkapnya.
Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, menyatakan bahwa kisah Suryani adalah contoh nyata dari pelaku usaha yang tidak hanya memanfaatkan pendanaan tetapi juga berhasil berkembang hingga naik kelas. “BRI berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha ultra mikro tidak hanya dengan penyaluran pinjaman tetapi juga melalui pendampingan usaha yang kami lakukan,” jelas Hendy.
Dukungan BRI terhadap pelaku usaha seperti Suryani menunjukkan betapa pentingnya peran perempuan dalam ekonomi. Program-program yang dikembangkan bertujuan untuk memberdayakan perempuan agar dapat berpartisipasi secara aktif dan mandiri dalam perekonomian. Ini adalah langkah konkret untuk menghapus batasan dan stigma yang sering melekat pada perempuan pelaku usaha.
Kisah sukses ini menjadi inspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia untuk terus berjuang dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan kerja keras serta dukungan yang benar, perempuan dapat berkontribusi layaknya Suryani, membuktikan bahwa mereka mampu naik kelas dan mencapai kemandirian ekonomi. Keberhasilan Suryani adalah gambaran nyata dari potensi besar yang dimiliki oleh perempuan Indonesia dalam memajukan ekonomi keluarga dan bangsa.