Banyak teori menyatakan kemungkinan manusia mampu bertahan hidup dari bencana asteroid yang memusnahkan dinosaurus. Namun, apakah benar demikian? Sejarah menunjukkan bahwa dinosaurus mendominasi Bumi selama jutaan tahun, tetapi kepunahan mereka dalam suatu peristiwa dahsyat, yang diyakini disebabkan oleh tabrakan asteroid, menunjukkan betapa rentannya kehidupan di planet ini.
Peristiwa kepunahan yang terjadi sekitar 66 juta tahun lalu, dikenal sebagai Tabrakan Asteroid K-Pg, diyakini berawal dari tumbukan asteroid berukuran sekitar 10 hingga 15 kilometer yang menghantam Bumi dan menciptakan kawah Chicxulub di Semenanjung Yucatán, Meksiko. Akibat tabrakan ini, tidak hanya dinosaurus yang punah, tetapi juga berbagai spesies lain seperti pterosaurus, amonit, plesiosaurus, dan mosasaurus. Penelitian menunjukkan bahwa dampak seperti itu memicu perubahan lingkungan yang ekstrem dan meluas.
Meskipun banyak spesies punah, beberapa organisme seperti mamalia, ikan, dan karang berhasil bertahan. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: Jika terjadi peristiwa serupa, bisakah manusia juga bertahan? Jawabannya, menurut para ilmuwan, adalah ya. Namun, tidak tanpa konsekuensi besar. Dalam setiap skenario bencana seperti itu, tentu akan ada jumlah kematian yang tinggi.
Berikut beberapa faktor yang mendukung kemungkinan manusia bisa bertahan dari dampak asteroid:
Pengetahuan dan Teknologi: Saat ini, manusia memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang asteroid dan potensi bahaya yang mereka timbulkan. Dengan teknologi yang ada, prediksi mengenai kemungkinan tabrakan asteroid dapat dilakukan.
Basis Data Asteroid: Saat ini, ada database yang memuat informasi mengenai asteroid yang mendekati Bumi, termasuk yang memiliki potensi berbahaya. Data ini memungkinkan ilmuwan untuk mengidentifikasi dan memantau objek berpotensi berbahaya selama berabad-abad ke depan.
Misi Antariksa: Wahana antariksa seperti WISE/NEOWISE dirancang untuk melacak objek antariksa di dekat Bumi. Misi ini bertujuan menentukan kemungkinan tabrakan dan memberikan peringatan dini.
- Rencana Evakuasi dan Koloni Baru: Beberapa individu kaya juga telah mempertimbangkan untuk membangun peradaban baru di Mars, sebagai langkah antisipasi jika bencana menghantam Bumi. Dengan demikian, ada kemungkinan koloni manusia baru dapat terbentuk di lainnya di tata surya.
Namun, tidak semua orang siap menghadapi situasi seperti itu. Jika manusia tidak memiliki persiapan yang memadai, nasibnya bisa berakhir sama seperti dinosaurus. Meskipun angka kematian akan sangat tinggi, kemungkinan sebagian kecil manusia akan tetap bisa bertahan dan melanjutkan kehidupan mereka dengan cara yang berbeda.
Situasi ini menunjukkan bahwa walaupun ada potensi untuk bertahan, tetap ada ketidakpastian mengenai seberapa banyak manusia yang akan dapat bertahan hidup. Sejarah pun menunjukkan bahwa meskipun dinosaurus adalah spesies dominan, mereka tetap tidak dapat menghindari kepunahan.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa peristiwa tabrakan asteroid yang dapat menyebabkan kepunahan massal terjadi sekali dalam seratus juta tahun. Meski peluang ini kecil, hal itu tetap menjadi perhatian penting. Memasuki era dengan teknologi yang lebih maju, manusia memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup dalam menghadapi bencana besar.
Dengan semua perkembangan ini, penting untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menyiapkan strategi mitigasi untuk potensi bencana di masa mendatang. Upaya kolaboratif di seluruh dunia untuk melindungi Bumi dari ancaman luar angkasa dapat menjadi kunci bagi kelangsungan hidup manusia dalam menghadapi tantangan serupa yang mungkin terjadi di masa depan.