Bisnis perawatan kulit yang dimiliki Mira Hayati, pemilik MH Cosmetics, kini menjadi sorotan publik setelah terungkapnya statusnya sebagai tersangka dalam kasus peredaran kosmetik berbahaya. Bersama suaminya, Mustadir Daeng Sila, serta Agus Salim, Mira dituduh menciptakan dan mendistribusikan produk skincare yang mengandung bahan berbahaya, salah satunya merkuri. Kasus ini mengguncang dunia bisnis kosmetik di Indonesia, terutama di Makassar, tempat Mira beroperasi.
Mira Hayati adalah sosok yang dikenal karena keberhasilannya dalam berbisnis skincare. Sejak merintis usaha ini pada tahun 2020, Mira berhasil meningkatkan omzet bulanan bisnisnya dari sekitar Rp1 juta menjadi berkisar antara Rp3 miliar hingga Rp10 miliar. Pembaruan yang signifikan ini menunjukkan betapa cepatnya pertumbuhan usaha Mira, yang sebelumnya dimulai dari nol. “Dulu, saya hanya mendapat honor sebagai biduan sebesar Rp200.000, tetapi pada tahun 2020 saya mulai bisnis skincare dengan modal Rp1 juta,” ungkap Mira dalam sebuah wawancara.
Penggemar gaya hidup luxury, Mira Hayati sering memamerkan kekayaannya melalui akun media sosialnya. Ia dikenal sebagai kolektor emas yang memiliki berbagai perhiasan berharga dan pernah membeli tas emas merek Dior seharga Rp554 juta. Gaya hidup glamornya inilah yang menjadi perhatian banyak orang, terutama ketika berita mengenai penangkapan dirinya muncul.
Mira menjalankan bisnisnya dengan menjual produk melalui live streaming dan paket penjualan yang dijual mulai dari Rp45.000 hingga sekitar Rp285.000. Namun, kesuksesannya dalam bisnis skincare ini ternyata menyimpan risiko besar. Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati terhadap penggunaan produk kosmetik yang tidak terjamin keamanannya, terutama yang mengandung merkuri, yang diketahui dapat menyebabkan dampak kesehatan yang serius.
Dalam sebuah pernyataan, pihak berwenang menegaskan bahwa penggunaan kosmetik berbahaya ini dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, antara lain:
- Kerusakan Kulit: Merkuri dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan parah pada kulit, mengakibatkan efek samping jangka panjang.
- Gangguan Hormon: Paparan merkuri dapat memengaruhi sistem hormonal, yang berpotensi mengganggu fungsi tubuh secara keseluruhan.
- Risiko Kanker: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat berbahaya ini dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
- Dampak pada Kesuburan: Menggunakan produk berbahan merkuri dapat berdampak negatif pada kesuburan pria dan wanita.
- Keracunan Logam Berat: Konsumsi jangka panjang dapat menyebabkan akumulasi merkuri dalam tubuh, yang berujung pada keracunan logam berat.
Informasi mengenai risiko tersebut semakin menguatkan perlunya kesadaran akan pentingnya memilih produk kecantikan yang aman dan teruji. Masyarakat diminta untuk lebih jeli dalam membaca label produk dan mencari tahu informasi tentang bahan-bahan yang digunakan.
Kisah Mira Hayati dan bisnis MH Cosmetics-nya menggambarkan perjalanan hidup yang menarik; dari seorang penyanyi seharga Rp200 ribu per penampilan hingga menjadi pebisnis sukses. Namun, di balik kesuksesannya tersebut, muncul pula tantangan besar yang harus dihadapinya saat hukum menuntut pertanggungjawaban atas penggunaan bahan berbahaya dalam produknya. Saat ini, MIra dan beberapa rekan bisnisnya sudah ditetapkan sebagai tersangka, dan proses hukum berikutnya akan menentukan masa depan mereka.
Kasus ini mengingatkan kita semua akan pentingnya kewaspadaan dalam memilih produk perawatan kulit. Dengan semakin banyaknya produk yang beredar di pasar, kemampuan untuk membedakan antara yang aman dan berbahaya menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Melalui kejadian ini, diharapkan masyarakat semakin cermat dan kritis dalam memilih kosmetik demi kesehatan kulit dan keselamatan tubuh.