Bisnis

Bocoran Strategi Dirut BRI: Masa Depan Bank Emas di Pegadaian

TANGERANG – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berkomitmen untuk mengembangkan bisnis bullion atau bank emas melalui inisiatif baru yang dipimpin oleh Direktur Utama BRI, Sunarso. Dalam acara BRI UMKM Expo(rt) yang digelar di Tangerang pada 30 Januari 2025, Sunarso mengungkapkan bahwa pembentukan layanan bullion (bullion services) merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat posisinya di pasar jasa keuangan, terutama produk yang terkait dengan emas.

Sunarso menjelaskan bahwa konsep layanan bullion ini sudah dimulai sejak dirinya menjabat sebagai Direktur Utama PT Pegadaian pada tahun 2017. "Pegadaian memiliki unit usaha spesialis emas bernama Galeri 24 yang kemudian berkembang menjadi entitas terpisah," ujarnya. Ia menegaskan bahwa posisinya saat ini di BRI tidak memerlukan pembentukan perusahaan baru untuk layanan bullion karena mereka sudah memiliki Pegadaian Galeri Dua Empat sebagai entitas yang akan mengelola layanan tersebut. Dengan menggarisbawahi kerjasama antara BRI dan Pegadaian, Sunarso mengungkapkan harapannya akan sinergi yang lebih kuat dalam bisnis emas.

Layanan bullion ini tidak hanya mencakup aspek penyimpanan dan pengelolaan emas, tetapi juga memperkenalkan berbagai produk baru bagi nasabah. Berikut adalah beberapa layanan yang direncanakan dalam skema bullion:

  1. Produksi Emas: BRI akan memfasilitasi kegiatan produksi emas, membawa pengalaman manajemen dan rekayasa keuangan dalam industri ini.
  2. Tabungan Emas: Nasabah dapat menyimpan emas mereka dalam bentuk tabungan yang lebih fleksibel.
  3. Deposito Emas: Konsep deposito emas akan diperkenalkan, memungkinkan nasabah untuk menginvestasikan emas yang mereka miliki, seperti 20 gram, dalam bentuk deposito.
  4. Pembiayaan Emas: Nasabah akan dapat mengakses pinjaman yang dijamin dengan logam mulia, meningkatkan likuiditas bagi pemilik emas.

Sunarso menekankan bahwa bisnis kredit emas akan menargetkan berbagai segmen nasabah, baik retail maupun korporasi. "Deposito nantinya bukan hanya deposito uang, tetapi juga emas," tambahnya. Dengan cara ini, nasabah dapat memanfaatkan nilai emas sebagai instrumen investasi yang menjanjikan.

Dalam acara yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mendukung langkah BRI untuk masuk ke bisnis emas. Dia menjelaskan bahwa pengembangan layanan emas ini dapat memberikan manfaat bagi segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Menurutnya, bisnis emas sebagai investasi memiliki potensi untuk tumbuh, mengingat harga emas cenderung stabil dan menghasilkan apresiasi nilai. "Dengan cara ini, nasabah UMKM dapat menyimpan asetnya dalam bentuk deposito emas, yang merupakan bentuk investasi yang lebih aman," ungkap Airlangga.

Pernyataan dan langkah strategis yang diambil oleh BRI ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) atau omnibus law keuangan. UU P2SK tersebut telah memberikan dasar hukum untuk pengembangan layanan bank bullion, memberikan kejelasan dalam pengaturan bisnis emas di Indonesia.

Keterlibatan BRI dalam bisnis bullion juga diharapkan dapat mendukung inklusi keuangan dengan mempermudah akses masyarakat terhadap produk investasi berbasis emas. Ini sangat penting, mengingat semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya diversifikasi aset dan perlunya memiliki cadangan yang aman dalam bentuk logam mulia.

Dengan langkah besar ini, BRI berambisi untuk menjadi salah satu pelopor dalam industri bisnis emas di Indonesia yang tidak hanya berfokus pada profitabilitas, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat terutama bagi nasabah UMKM. Inisiatif ini diharapkan mampu memperkuat posisi BRI sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui produk dan layanan yang inovatif.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button