Bojan Hodak Luapkan Emosi Soal Sanksi Beckham Putra di Podme Bola

Pelatih Persib Bandung, Bojan Hodak, meluapkan emosinya saat ditanyakan mengenai sanksi yang dijatuhkan oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terhadap salah satu pemain kunci timnya, Beckham Putra. Sanksi ini mengharuskan Beckham absen dalam tiga pertandingan ke depan akibat perilaku selebrasi yang dianggap tidak tepat saat laga melawan Persija Jakarta. Beckham terlihat melakukan selebrasi ice cold, di mana ia berpura-pura kedinginan, setelah mencetak gol dalam pertandingan yang berakhir imbang 2-2 tersebut.

Bojan mengungkapkan kekecewaannya dan menunjukkan ketidakpercayaan atas keputusan Komdis PSSI yang terkesan mendadak. “Ini sesuatu yang mengecewakan saya. Dalam lima hari, saya berlatih bersama Beckham, kami telah melakukan persiapan matang untuk pertandingan melawan Madura United,” ungkap Bojan dalam sesi wawancara setelah pertandingan.

Pernyataan Bojan menekankan bahwa keputusan ini datang pada waktu yang sangat tidak tepat. Dia merasa sanksi ini sangat tidak profesional dan seolah menunjukkan kurangnya pemahaman dari pihak Komdis PSSI tentang pentingnya persiapan tim di liga profesional. Bojan melanjutkan, “Apakah ini provokasi? Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan. Ini adalah liga profesional dan tidak seharusnya ada keputusan seperti ini.”

Bojan juga mengaitkan keputusan tersebut dengan pengalaman buruk yang dialami timnya di musim lalu, di mana situasi serupa dimiliki oleh beberapa pemain seperti Nick Kuipers dan Alberto Rodriguez yang juga dikenakan sanksi tidak masuk akal. Dia mencatat, “Saya telah mengeluhkan hal ini sebelumnya, dan mereka berjanji tidak akan mengulanginya, tapi kenyataannya, itu kembali terjadi.”

Pelatih asal Kroasia ini semakin mempertanyakan logika di balik sanksi. Menurutnya, di sepak bola Eropa, banyak pemain melakukan selebrasi serupa tanpa mendapatkan konsekuensi. Ia menegaskan, “Jika di sepak bola Eropa, ada banyak pemain yang melakukan selebrasi ini, kenapa di sini malah jadi berujung pada sanksi?”

Sejumlah poin penting yang disoroti Bojan terkait situasi ini meliputi:

  1. Ketidakberdayaan Tim: Sanksi yang datang secara mendadak menyulitkan persiapan tim untuk pertandingan mendatang.

  2. Kurangnya Pemahaman Pihak Berwenang: Bojan merasa bahwa apa yang terjadi menunjukkan ketidakmengertian dari Komdis PSSI tentang konteks dan dinamika sepak bola profesional.

  3. Precedent yang Buruk: Bojan menggarisbawahi bahwa lalu lintas keputusan buruk ini tampaknya terus berulang dari tahun ke tahun, menunjukkan bahwa masalah ini tidak pernah sepenuhnya teratasi.

Bojan berharap agar ada penjelasan yang lebih jelas dari Komdis PSSI mengenai kriteria sanksi yang dijatuhkan, khususnya dalam konteks selebrasi yang dianggap kontroversial. “Mereka seharusnya menjelaskan secara detail alasan di balik sanksi ini. Jangan tanyakan kepada saya, karena saya juga tidak tahu kenapa,” tegasnya.

Sebagai penutup, pernyataan Bojan Hodak tidak hanya merefleksikan kekecewaannya sebagai pelatih, tetapi juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh tim-tim di Liga Indonesia dalam konteks keputusan yang tiba-tiba dan tidak terduga dari otoritas sepak bola nasional, yang sering kali memberikan dampak besar bagi performa tim.

Berita Terkait

Back to top button