Bos BI & Sri Mulyani Temui Prabowo Bahas Gejolak Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpartisipasi dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 7 April 2025. Rapat ini digelar untuk mendiskusikan perkembangan terbaru kondisi ekonomi Indonesia dan merumuskan strategi dalam memperkuat ketahanan ekonomi, terutama di tengah tekanan global yang terus meningkat.

Dalam unggahan di akun Instagram resminya, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa acara ini merupakan bentuk kolaborasi untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional serta melindungi masyarakat dari dampak kondisi eksternal yang tidak menentu. “Senin siang-sore ini rapat di Istana Merdeka bersama Presiden @prabowo membahas perkembangan terkini dan strategi perkuatan ekonomi Indonesia sebagai usaha bersama menjaga masyarakat dan memperkuat resilience Indonesia dari gejolak dan persaingan global,” tulisnya.

Menghadiri pertemuan tersebut, sejumlah pejabat tinggi negara turut memberikan kontribusi. Di antara mereka adalah Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Menteri Investasi yang juga menjabat sebagai Ketua Danantara Rosan Roeslani, serta Menteri Luar Negeri Sugiono. Hadir pula Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria dan Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, termasuk anggota DEN lainnya seperti Chatib Basri dan Direktur Utama Himbara.

Rapat ini merupakan upaya sinergis dalam menyusun respons kebijakan fiskal dan moneter yang adaptif. Hal ini sangat penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional saat ini, yang terdampak oleh beberapa faktor, antara lain potensi perlambatan ekonomi dunia, ketidakpastian pasar keuangan, dan ketegangan geopolitik yang berkepanjangan. Para pimpinan negara ini sepakat untuk terus memantau kondisi global dan regional dengan seksama dan siaga jika diperlukan, agar Indonesia tetap pada jalur pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk tidak hanya merespons tantangan ekonomi, tetapi juga menyiapkan diverifikasi langkah-langkah antisipatif demi melindungi masyarakat. Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang semakin tajam, penting bagi pemerintah untuk memberikan dukungan yang diperlukan bagi masyarakat agar mereka dapat mengatasi potensi gangguan terhadap perekonomian.

Salah satu fokus utama yang diusulkan dalam rapat tersebut adalah pentingnya meningkatkan ketahanan ekonomi untuk menghadapi berbagai tantangan eksternal, termasuk fluktuasi harga komoditas, serta dampak dari kebijakan moneter negara-negara lain yang dapat berimbas pada stabilitas perekonomian domestik. Dalam rangka menghadapi isu ini, sikap adaptif akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa Indonesia tetap dapat menjaga pertumbuhan tanpa mengorbankan kesejahteraan rakyat.

Sebagai bagian dari strategi tersebut, peran serta lembaga keuangan dan perbankan juga menjadi perhatian. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menekankan sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal harus diperkuat untuk membangun kepercayaan investor dan menjaga stabilitas nilai tukar. Selain itu, penting pula bahwa komunikasi dan informasi yang jelas dari pemerintah dapat membantu masyarakat memahami kondisi yang dihadapi dan langkah-langkah yang diambil.

Ke depannya, pemerintah Indonesia berencana untuk terus menyesuaikan dan memperbarui kebijakan ekonomi sesuai dengan dinamika global yang terus berubah. Rapat ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mempersiapkan diri terhadap kemungkinan tantangan yang dihadapi dalam jangka pendek hingga jangka panjang. Dengan langkah-langkah yang terkoordinasi, harapannya adalah perekonomian Indonesia dapat bertahan dan tumbuh meskipun ada berbagai tekanan yang ada.

Berita Terkait

Back to top button